Wednesday, July 27, 2011

Sedikit Telaah Peristiwa Norway

Norway bombing, bom bali, bom marriot, pelepasan gas maut (lupa namanya) di stasiun bawah tanah Jepang dahulu, dan lain sebagainya, bila mau kita tarik satu garis persamaannya, maka tak pelak itu adalah EKSTRIMISME.

Namanya EKSTRIMISME ini tidak pandang bulu, tidak pandang baju, tidak pandang akidah, iman, agama, ataupun pandangan hidupnya.

Bila kita lihat, si tersangka pelaku pembunuhan massal di Norway, Anders Behring Breivik ini, adalah orang yang melek teknologi, minimal adalah penggemar video game perang, yang dalam asumsiku minimal dia kenal konsol game atau komputer, yang artinya kemungkinan besar melek teknologi dan internet juga.

Ada sedikit ulasan pelaku melakukan kenekatannya karena dia suka game perang.

Pertanyaannya, bila dikatakan bahwa dia nekat melakukan tindakan kejinya itu karena dia suka game perang, apakah benar demikian? Karena pada kenyataanya ada jutaan penggemar game perang lainnya tapi yang melakukan kekejian sepeti si Breivik ini hanya segelintir. Sekedar informasi, salah satu judul game perang yang digemari, Call of Duty, telah laku jutaan kopi, belum game-game perang lainnya yang cukup banyak jumlahnya. Jadi penggemar game perang tentu jumlahnya minimal adalah jutaan hingga belasan juta orang. Dari angka-angka ini tentunya agak sulit dinyatakan bahwa penggemar game perang identik dengan mendorong penggemarnya untuk bertindak keji.

Dari salah satu berita di kompas, "Siapa Anders Breivik Si Penebar Teror", dapat dibaca bahwa tersangka, Anders Breivik, juga orang yang melek internet.

Hal ini terus terang yang menarik bagi saya. Orang melek internet, minimal dalam pandangan saya, tentunya adalah orang yang melek informasi, di dalam internet informasi apapun dapat kita ketemukan.

Ini menariknya, kenapa orang yang melek informasi, dapat bertindak seekstrim itu? Bukankah dengan melek informasi asumsinya orang tersebut seharusnya lebih terbuka dan lebih menghormati perbedaan? Hal ini mengingat sebagai netizen tentu orang tersebut terbiasa berhadapan dalam dunia yang tidak hanya multikultural tapi juga multipaham dan multi-multi lainnya.

Fenomena Norway, dan beberapa kasus lainnya, sedikit banyak memperkuat pandangan saya dahulu bahwa keterbukaan informasi, salah satunya yaitu melalui media internet, yang idealnya membuat masyarakat semakin terbuka, malah sebaliknya kadang, sebagai salah satu eksesnya, juga menjadikan orang semakin extreme.

ALASANNYA?

Di dalam keterbukaan informasi, terutama dengan adanya media internet, segala macam informasi, baik positif-negatif, kiri-kanan, akan mudah kita ketemukan. Permasalahannya hanyalah informasi seperti apa yang ingin kita cari. Bila ada pepatah orang melihat hanya melalui kacamatanya, bila orang berpandangan A, sadar tak sadar ia akan mencari dan menemukan segala macam informasi yang mendukung pandangan A nya tadi.

Hal ini pulalah yang terjadi dengan si Anders Breivik ini. Pada dasarnya Anders Breivik mungkin telah memiliki pandangan yang ekstrim kanan, dengan akses informasi yang dimilikinya, alih-alih ekstrimnya berkurang malahan menjadi semakin kuat yang kemudian berkulminasi di peristiwa Norway tersebut.

SEMUA INFORMASI ADA DI INTERNET, TINGGAL INFORMASI SEPERTI APA YANG ANDA INGIN BACA DAN TEMUKAN!

Pun demikian juga halnya dengan peristiwa-peristiwa lain seperti bom bali dan lain-lain. Bukan tidak mungkin bahwa pelaku juga adalah orang yang melek informasi. Bila anda memang berniat menjadi pembom, di internet juga banyak informasinya. Dan bakal ada banyak pandangan dan informasi penguat keyakinan anda tersebut.

Sebelum salah ditafsirkan, PERLU DIGARISBAWAHI bahwa KETERBUKAAN INFORMASI, salah satunya dengan media internet, DENGAN SEGALA EKSES NEGATIFNYA, MASIHLAH MEMILIKI BANYAK HAL POSITIF BAGI UMAT MANUSIA.

Saya pribadi percaya bahwa ini memang salah satu fase yang musti dilalui umat manusia untuk kemajuan. Hanya saat ini tidak akan saya bahas. OK, lanjut ...

YANG PERLU DIGARISBAWAHI JUGA, dalam era keterbukaan informasi seperti ini, IDENTITAS PRIBADI dan KEKUATAN PRIBADI menjadi hal yang sangat penting. Karena hal inilah yang menjadi landasan utama bagaimana PRIBADI membentuk KEDIRIANNYA.

Apakah kita akan menjadi seperti Anders Breivik yang lain ataukah kita akan menjadi PRIBADI TERBUKA yang POSITIF, semuanya hanya bisa kita temukan di dalam DIRI KITA SENDIRI, bukan di INTERNET atau di LUARAN SANA.

Sebagai sedikit penutup untuk tulisan kali ini, saya pernah membaca satu tulisan yang intinya semacam ini:

We still live in hedgehog world. We can not live too close with one another without risking getting hurt. Seperti hedgehog yang tentunya tidak bisa terlalu berdekatan satu sama lain karena durinya. Pun demikian kita manusia. Keterbukaan informasi telah memaksa kita umat manusia untuk menjadi sangat dekat satu sama lain dengan hilangnya jarang dan sekat penghalang. Hanya kadang kita mungkin lupa bahwa kita masih sangat mudah terluka, dan dengan demikian mungkin kita tak sadar pula untuk semakin mempertebal kulit dan cangkang kita supaya tidak terluka, meskipun itu berarti melukai orang lain, seperti ekstrimnya tragedi Norway.

Sedikit permenungan saja.

ps: sebelum ngelantur, aku tutup aja ceramah ini, hanya rasanya gatel untuk nulis ini karena kepikiran dan sudah utang ke teman untuk nulis ^^

ps2: tulisan ini sejatinya ditulis untuk sebuah bahasan di sebuah trit di Forum Kompas, tapi rasanya menarik juga untuk di-share di sini

Thursday, July 21, 2011

id.Antasena v3.0

Sedikit iseng sore hingga malam hari ini, mencoba mengedit halaman lama, sayang aku tidak terlalu pandai bikin design, jadi ya beginilah jadinya. Idenya sih menyederhanakan tampilan v2.1 kemaren, dan sekaligus juga untuk mengikuti perkembangan template blog yang semakin canggih dan mudah. Theme yang digunakan di v2.1 sayangnya tidak mengakomodasi beberapa perkembangan yang ada, sehingga jadilah v3.0 ini. Sepertinya cukup mudah dan simpel untuk dibaca. Jadi untuk sementara aku akan gunakan theme ini, entah sampai nanti iseng lagi atau ada ide baru :)

Wednesday, July 20, 2011

Antasena Return

Tak terasa sudah 3 tahun diriku tidak aktif menulis di blog ini lagi karena kesibukan, males, dll :) Mulai inget blog ini lagi juga karena temen ada nanya cara bikin blog, eh, jadi keinget, lah blog gua sendiri kagak keurus, wkwkwk.

Menulis kadang memang butuh waktu dan pikiran, terutama buat orang melankolik sok perfeksionis macam diriku ini, jadi idenya segudang, keluarnya cuman sekalimat dua kalimat, terus pusing sendiri, dan gak keluar deh tulisan itu pada akhirnya, sigh.

Belakangan ini iseng blogwalking ke beberapa blog kenalan, eh ternyata banyak yang masih aktif, meski banyak juga yang timbul tenggelam macam diriku, beberapa malah sudah hilang blog-nya entah karena apa. Di sisi lain di lingkungan teman yang lain mulai muncul lagi euforia untuk menulis, entah lewat blog, tulisan di media-media citizen journalism seperti kompasiana, koki dll.

Melihat gairah baru di kalangan temen, apalagi dengan munculnya style-style tulisan baru, tulisan dan cerita yang bagus-bagus, akhirnya kembali membangkitkan gairahku untuk menulis. Aku sempat berpikir untuk membuat blog baru, atau menulis di media lain, tapi akhirnya kuputuskan untuk kembali ke blog ini. Salah satu tempat aku mulai menulis. Media lain aku mulai menulis adalah koki, kreasi alm. Zeverina, yang meskipun aku hanya sempat menyumbang satu dua tulisan, kurasa telah sangat berjasa besar dalam membentuk karakter tulisanku di media elektronik ini.

Berita duka meninggalnya mamak Z dan juga sebelumnya perpecahan koki, yang hingga kini tak kuketahui cerita ataupun sebab musababnya, jujur sedikit membuatku agak sedih. Tapi kurasa di sisi lain warisan Z tetap berlangsung, dengan banyaknya orang yang mulai belajar menulis. Sedikit banyak tulisan-tulisan mereka tentunya telah menyumbangkan sesuatu di dunia ini.

Lah, kok jadi curhat, padahal niatnya cuman mau nulis sedikit aja ^^

Sedang berpikir, apakah mau edit layout, well, maybe later, aku masih suka layout ini, hanya sayang sedikit berantakan.Sementara ini mau cari ide dulu buat layout blog pesanan tetangga ..

^^