Sunday, November 27, 2005

Balto II: Wolf Quest


"I know who I am, I am the daughter of Balto and Jenna"
"Yes, you are. That's explaining what you are but not who you are"
"..."


Bagi anda yang telah menonton film Balto II: A Wolf Quest mungkin ingat percakapan di atas. Yap, percakapan tersebut adalah antara Aleu (anak perempuan Balto) dan Muru (tikus putih, animal guide nya Aleu).

Hari kamis yang lalu ketika sedang bete-betenya gara-gara tidak jadi berangkat ke Banda Aceh hari Jumat, saya pulang cepat dan memutuskan untuk menonton film tersebut. Pertama-tama agak membosankan, akan tetapi ketika cerita mulai berjalan saya mulai merasa agak kaget melihat film ini yang menurut saya bukanlah film yang sederhana. Film ini mungkin kurang tepat untuk anak-anak, karena menurut saya ceritanya cukup berat, dan penuh dengan simbol-simbol dan mitos indian Amerika yang mungkin sedikit menakutkan bagi anak kecil.

Film ini mengetengahkan pertentangan antara Aleu dan Balto. Aleu yang merasa marah karena baru diberitahu oleh Balto bahwa ia sesungguhnya adalah campuran serigala dan anjing, kemudian memutuskan untuk lari. Kemudian dalam pelariannya dia mulai mempertanyakan keberadaan dirinya. Dan kemudian dia bertemu dengan Muru, animal guide nya (binatang penuntun, dalam mitos indian Amerika setiap individu memiliki binatang penuntun yang akan menuntunnya dalam liku perjalanan hidup). Dari pertemuan ini Aleu kemudian memulai perjalanan sesungguhnya untuk mencari arti dirinya. Balto yang cemas akan Aleu kemudian mengikutinya dan juga mengalami perjalanan pencarian jati diri ini bersama dengan anaknya.

Cerita yang sesungguhnya mungkin tidak terlalu rumit, akan tetapi membawa saya ke permenungan yang cukup menarik. Kembali mengingatkan saya bahwa ziarah perjalanan pencarian arti diri adalah suatu perjalanan yang menarik dan mungkin tidak akan pernah berhenti. Tidak hanya pencarian arti diri pribadi, tapi mungkin juga adalah sejarah panjang umat manusia dalam menemukan keberadaannya di dunia ini.

Mungkin pertanyaan 'siapakah saya' adalah pertanyaan yang paling sering ditanyakan selama perjalanan hidup kita. Bila kita dihadapkan pertanyaan 'siapakah anda?', maka mungkin kita dengan cepat akan menjawab saya x, pegawai pt y, anak dari a dan b, dst. Akan tetapi mungkin bila kita kemudian dijawab seperti jawaban Muru kepada Aleu seperti di atas mungkin kita akan bingung juga. "Yes that's explaining what you are, but not who you are". Jati diri kita yang sesungguhnya itulah yang perlu kita cari. Jati diri tidaklah bergantung anak siapa, jabatan apa, pegawai apa, akan tetapi lebih mendasar.

Dalam satu titik saya percaya bahwa setiap individu berhak dan wajib mencari jati diri dan mengejar tujuan hidupnya. Tapi dalam kehidupan dewasa ini banyak individu yang terjebak dalam rutinitas keseharian dan pekerjaan, dan melupakan bahwa mungkin pencarian diri adalah suatu hal yang perlu juga. Dengan menemukan diri, keberadaan, dan tujuan hidupnya saya yakin manusia akan menjalani hidup yang lebih berwarna daripada sekedar menjalani rutinitas hidup ini.

"To realize one's destiny is a person's only obligation." (From the back cover of this book).

Saturday, November 26, 2005

Farewell Keke & Mas Sindang

Simeulue Trip 17-19 Oct 05

Euforia Printer Warna

"Oy, print ini donk.. "
"Print aja. Brp lembar sih?"
"Ini nih, satu rim"
"@#$$#@#$%^% .."


Kantor kami baru saja mendapatkan printer baru, printer warna, yang akhirnya datang setelah sekian bulan tidak jelas juntrungannya. Begitu printer ini terpasang, urusan printing yang semula orang puas dengan printer black & white, tiba - tiba sekarang semua harus berwarna. Laporan & grafik yang biasanya hitam putih, sekarang menjadi berwarna. Ya maklum juga sih, namanya mungkin barang baru jadi semua orang ingin menggunakan dan memanfaatkannya. Euforia printer warna, ya mungkin begitulah istilahnya, hehe.

Berbicara mengenai euforia, dalam pengalaman sehari hari kita mungkin sering mengalami hal ini juga. Saya jadi teringat pembicaraan dengan rekan sekerja saya pada suatu malam yang tiada jelas juntrungannya (*istilah kami untuk malam panjang yang dihabiskan ngalor ngidul mengobrolkan berbagai hal yang tidak jelas). Malam itu kami membicarakan mengenai fenomena kantor yang seolah tidak pernah berhenti bernapas, terlebih bulan-bulan belakangan ini yang sabtu minggu pun kantor selalu aktif.

Rekan tinggal satu rumah yang kebetulan semua dari kantor yang sama, akan tetapi meski satu kantor malah jarang kami bisa berkumpul bersama. Beberapa rekan lebih sering melewatkan malamnya di kantor, tak jarang sampai dinihari. Fenomena ini kami anggap menarik, melihat jam kerja yang seolah tidak ada matinya. Timbul pertanyaan di kami, apakah mereka ini memang orang-orang yang tipe workaholic semua, ataukah keadaan yang memaksa demikian?

Bagi saya yang pecinta membaca buku, ditemani empuknya kasur, dan alunan musik dari speaker altec yang tercinta, jawabannya jelas: bagi saya bekerja setiap hari, terus menerus sampai malam, twenty four seven (24 jam 7 hari) jelas tidak masuk akal. Dalam keadaan tertentu mungkin kita memang perlu untuk bekerja ekstra, tapi kalau tiap hari? Jelas ada yang salah. Bagi saya kehidupan ini haruslah seimbang, termasuk antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, sosialisasi, relaksasi, dll. Kita bekerja untuk hidup itu jelas, tapi bukan hidup untuk bekerja. Terlebih bekerja adalah salah satu cara pemenuhan diri tapi bukanlah tujuan hidup itu sendiri. Tapi bagaimanapun itu pendapat saya. Pasti banyak orang yang berpendapat lain dan mungkin ada yang menemukan kebahagiaanya saat mereka bekerja 24 7. Entahlah.

Tapi teman percakapan saya ketika itu memiliki analisa yang lebih sederhana:

"Ah itu kan mungkin karena kita sedang mengalami euforia humanitarian service, kan banyak orang yang baru pertama kali kerja di humanitarian sektor begini. Jadi masih anget-angetnya"
"..?"

Mungkin juga ya? Seperti kasus printer warna kita, mungkin namanya bekerja ada euforia juga. Lho saya sendiri kan juga baru nih di sektor ini, hehe, ah euforia. Ya semoga saja euforia ini cepat berlalu. Jadi saya kembali bisa menikmati kripik chitato, buku-buku bacaan, altec saya, dan yang pasti kasur saya yang mulai gepeng ^^