Friday, May 20, 2005

Dejavu

"You ngerokok lagi?" itulah kata pertama yang meluncur dari mulut Raka ketika melihat Irene yang menunggunya di stasiun pagi hari itu.
"Lama bener sih! Kan bete nungguin kamu, mending ngerokok." sahut Irene enteng.
"Iya sori, abis keretanya tadi telat, biasalah. Tapi mbok daripada ngerokok, mending makan ato apalah? Smoke doesn't good for your health honey!" kata Raka lagi.
"Brisik ah, udah udah, masih untung aku mau ngejemput kamu disini. Bukannya seneng ketemu aku malah ngritik" sahut Irene sedikit merajuk.
"Aku hanya concern masalah kesehatanmu aja Ren, aku kan gak pengen liat nanti kamu masuk rumah sakit lagi gara-gara paru-parumu kambuh!" kata Raka sedikit tajam.
"Ya paling kan masuk rumah sakit lagi. Kamu juga belum ganti-ganti gawe. Kerjaan kamu tuh resiko kematiannya lebih tinggi daripada resiko merokok tau." jawab Irene.

Raka terhenyak, memang sedari dulu Irene selalu memintanya untuk pindah kerja. Pekerjaannya sekarang memang termasuk beresiko tinggi, tak jarang dirinya ditugaskan ke daerah-daerah terpencil untuk meneliti kemungkinan eksplorasi baru. Namanya pertambangan, ya memang resikonya dikirim ke daerah terpencil. Belum kalo pembukaan tambang baru, bukan pekerjaan yang mudah, salah sedikit nyawa taruhannya. Yang menjadi masalah, berganti pekerjaan bukanlah hal yang mudah, karena ini kan keahliannya satu-satunya. Lagipula dia memang mencintai pekerjaan ini.

"Udah gitu kamu kalo udah pergi, gak pernah ngirim kabar. Sebel. Aku kan pengen tau juga kabarmu say." sambung Irene lagi.
"Oh eh, ya sori deh, abis kan suka gak ada sinyal kalo udah di lokasi" jawab Raka.
"I know, hmmmhhh, ya udah resiko sih. I could understand kok, but do not comment about my smoking ok ?" kata Irene sambil tersenyum nakal.
"Hahaha, iya deh. OK OK, kita even. Dasar kamu emang paling pinter ngebela diri" kata Raka sembari tertawa.
"Jadi damai nih?" tanya Irene lagi.
"OK, gencatan senjata" jawab Raka sambil menggamit bahu Irene. Mereka pun beranjak pergi meninggalkan lobby stasiun.

Bagaimanapun Raka sering gak habis pikir. Mereka berdua yang boleh dibilang mempunyai dua dunia yang berbeda, tapi kok sejauh ini bisa mempertahankan relationship mereka.

"Eh..., kok kayak dejavu ya?" kata Raka tiba-tiba.
"Hah, ya iyalah. Perasaan tiap kita ketemu sehabis kamu pulang, selalu ini yang dibahas."
"O iya ya, hehehe. Iya bener juga"
"Dasar udah pikun" ejek Irene. Raka pun hanya tertawa mendengar itu.
.......
"Eh" kata Raka tiba-tiba.
"Ya?"
"Nggak, kalo aku pikir-pikir kok kita masih bisa bertahan ya?"
"Maksudnya ?"
"Our relationship, setelah sekian lama .."
"Dua tahun 7 bulan tepatnya" sambung Irene datar.
"Buset, hapal bener"
"Biasa aja tuh"
"Emang udah lama ya? ...
Dengan pergaulan dan gayamu yang seperti itu, pergaulan dan gayaku yang seperti ini, heran kita masih bertahan"
"Juga sifatmu yang seperti itu, dan sifatku yang seperti ini" timpal Irene.
"Hahaha, iya ya? Lalu apa donk. Cinta kali ya?"
"Hahahaha, cinta? Tau deh."
"Komunikasi?"
"Lu jarang kasi kabar. Coreettt!"
"Hmm, komitmen?"
"Komitmen? Ngggg, kayaknya bukan deh. Komitmen doank belum cukup."
"Apa donk kalo gitu?"
"Freedom" jawab Irene pendek.
"Hah? Freedom? Kok jadi inget film Braveheart ya?" canda Raka.
"Yap, freedom. Menurutku sih itu yang bikin aku betah ama kamu" jawab Irene sedikit serius. Tumben.
.....
"Mungkin benar juga ya? Aku merasa bebas kalo bersama kamu" timpal Raka.
"Ya, aku juga sih. And you know lah, aku suka kebebasan. That's something that I found in you .."
...
"Meski pertama suka bingung juga sih, kadang kamu tu berkesan terlalu cuek. Terlalu ngebebasin aku. Untung kamu orang yang mau belajar juga, at least sudah bisa dikit-dikit caring. Hehehe. For that I must thank you." lanjut Irene sambil menatap Raka.
"You're welcome. Aku seneng juga ketemu orang yang sepaham."
"Haha, pecinta kebebasan"
"Dan keterbukaan" timpal Raka.
"Ya, that's we are" sahut Irene mengakhiri pembicaraan singkat itu. Tak terasa mereka sudah berada di pelataran parkir. "OK, put your bag in the back. Kita makan dulu ya? Laper nih, belum sarapan" kata Irene lagi.
"Setuju, me too."

Disadur bebas sekali dari sekelumit perbincangan dengan sahabatku. Terilhami juga dari sepasang insan teman seperjalanan di bis, suatu malam menuju Depok

Friday, May 13, 2005

Suara - suara

" ... ,
baby if I told you a right word,
at the right time,
would you be mine ?,
... "

Aku sedang berjalan menikmati segarnya udara pagi, dan juga sinar mentari yang menyapa lembut, menembus di sela pepohonan sepanjang jalan menuju kantorku, jalan yang kulalui hampir setiap pagi, saat tiba - tiba sayup kudengar senandung Tracy Chapman, "Baby Can I Hold You" tersebut. Sontak kutoleh kanan kiri mencari sumber suara itu, tapi tiada apapun di kanan kiriku.

"Aneh, tak ada apapun" pikirku.
"Ah mungkin dari dalam salah satu rumah di jalan ini kali".

Akupun meneruskan langkahku. Sesampai di kantor, dimulailah ritual harianku seperti biasa. Absen, naik tangga ke lt 3 ( Kok gak pake lift? Nope, aku gak suka kalo pagi - pagi gini aku mesti naik lift dengan resiko stuck gara - gara lift mogok. No thanks ^^ ). Menyalakan komputerku, liat pesan di YM, sapa tau ada imel. Nyalain Winamp, cari lagu yang cocok tuk memulai hari.

"... ,
cs cs dug dug,
..."

"Loh? Apaan nih, kok kayaknya ada lagu?"
"Tapi kan aku belum nyalain winampku, dari mana nih?"

Kucek lagi Winampku. Mati. Penasaran, kucopot headphoneku dari jacknya. Kemudian aku diam, mendengarkan.

".. when I dream away, ..."

Kembali kudengar lirih alunan tembang, entah apapun judulnya itu, who cares? Aku mulai panik. Akupun keluar, kulihat di sepanjang gang, langsung mataku menatap seorang CS kami yang sedang menyapu lantai. Dia balas menatapku dengan pandangan bertanya, maklum tampangku mulai rada - rada panik.

"Kenapa Pak?" sapanya ramah.
"Oh eh, nggak, kok kayaknya ada suara orang nyetel radio ya?" kataku.
.. (senyap sejenak)
"Radio apa pak? Kok saya gak denger apa - apa?"
"Duh" Seberkas perasaan dingin menyapu di belakang leherku.
"Jangan - jangan ada yang gak beres nih dengan otakku?"

Sebelum dia bertanya lagi, aku langsung berkata "Oh, ah berarti cuman perasaan saya aja Pak, ya sudahlah". Bapak itu cuman manggut - manggut, entah apa yang ada di pikirannya. Aku langsung masuk ruanganku sebelum pembicaraan itu berlanjut.

"Sial, suara itu masih kudengar!"
"Oh Tuhan, jangan dong, masak aku mulai gila sih?" jeritku dalam hati. Sialnya lagi sore sebelumnya aku baru baca adanya sejenis penyakit baru, Lyme Disease namanya, yang salah satu tandanya adalah mulai mendengar suara - suara. "O my God, no!".

"Eh, tunggu dulu" Kok kayaknya asal suaranya dari kantongku ya? Cepat kutarik HP warna merah Liverpoolku. Dan ..., eh betul juga, ternyata radionya masih nyala, jadi sedari pulang dari kantor kemarin sampai pagi ini aku gak matiin.

"Shit, bodonya aku, udah panik ternyata radio. Eh, tapi lucu juga sih" akupun hanya tertawa kecil. Lega juga sih, at least aku masih normal.

"tut tuu tuu tuuu. Blip". Eh, shitttt, ada yang telpon, berhubung semaleman radionya nyala, abis deh sekarang. Yahhh, my poor celular.

Tuesday, May 10, 2005

F***IN VIRUS ... !!!

Belakangan aku merasa internet di kantor kok makin lambat, biasanya juga emang lambat seh ^^. Tapi kali ini kok agak-agak mencurigakan, insting informatika-ku pun berdering-dering.

Langsung aku keluarin jurus sakti berjudul IPTRAF di router untuk ngeliat trafik jaringan, and buseeetttt, kok transfer UDP nya banyak pisan. Langsung segenap sel otak ini berteriak "Bangsaatt, VIRUS neeh pasti, mongkieeeee !!!!!", segenap sumpah serapah pun langsung betebaran ke segala penjuru angin. "Kerjaan lagi neeh!!" batinku berteriak.

Berhubung dengan IPTRAF kita tidak bisa melihat trafik secara pelan - pelan (ato mungkin aku yang belum bisa, *uhuk), ratusan informasi yang berkelebatan di layar monitor itu pun terpaksa aku pelototin mentah - mentah. Setelah melotot sekian lama akhirnya dapet juga beberapa alamat IP tersangka sumber banjirnya trafik di jaringan ini. "Duuuh, tapi kok 3 alamat itu alamat server !!!" aku pun mengerang. "Perasaan server itu kan selalu aku update dan patch kok, aneh deh ..." , aku cuman bisa bergumam.

Ya sudah, akhirnya aku cek satu per satu server - server tersebut, dan hasilnya NIHIL, alias nol besar. Rupanya bukan sumber, hanya perantara aja, lega juga sih, repot juga kalo servernya yang kena.

Akhirnya aku jelajah satu per satu komputer kantor, setelah berapa belas komputer dan sekian jam, akhirnya ketemu salah satu sumbernya, hasilnya w32.NetSky, "What the hell iye teh..!!" aku memaki jawa campur sunda. 9876 file terinfeksi, "Ck ck, parah pisan .. " gumamku.

Merasa sudah memenangkan pertempuran, aku pun balik ke router untuk mengecek hasil pertempuran ini.

"Mongkieee !!!! Kok gak turun juga trafiknya, dasar kucinkkkk garooonnnnkk !!! " kembali sumpah serapah terlontar ke segala penjuru.

Sekilas dalam benak terbersit sekelebat bayangan setan merah ketawa - ketiwi, guntur dan pekikan perang pun membahana dari segenap sel otakku. Aku kemudian kembali berkutat menjelajah rimba jaringan di kantor ini.

Sekian komputer kutelan mentah - mentah. Dan akhirnya, beberapa tersangka pun tertangkap. Dengan senyum penuh kemenangan aku cek lagi trafik dari router, tapi ... "%#@*&&, kok masih ada" desahku. Meski sudah lumayan drop, tapi tetep masih ada paket-paket mencurigakan. Ya biar dululah pikirku, that's it for today.

Beginilah sekelumit aktivitas normal seorang admin jaringan. Virus, Worm adalah bagian dari aktivitas harian kami. Jujur aja sampai sekarang aku gak ngerti, apa sih alasan orang bikin virus, kayak gak ada kerjaan aja. Meski kadang aku pikir berkat virus juga ada peluang kerja bagi orang - orang seperti kami ini toh ^^.

Tapi dengan meningkatnya aktivitas virus belakangan ini aku jadi cemas juga. Masak dari Kompas Cyber Media aku baca selama bulan April kemaren, ratusan (kalo gak malah ribuan) varian baru setiap hari bermunculan, ck ck.

Kalo dalam perang mungkin ini saatnya gencatan senjata, please, tolong, hapunten, nuwun sewu, mbok yao, para pemrakarsa virus ini berhenti sejenak. Kita nikmatin ajalah bareng-bareng dunia cyber kita ini. Kan ini wonderful virtual world, keajaiban abad 21 ini.

Kecuali kalo anda bilang, "Ya ini cara gua nikmatinnya je, mau ape loh?". Duh, kalo gini sih ya kumaha atuh jang?

Tapi kan masih ada cara-cara lain yang non destruktif toh, maen game online kek, adu jago di forum2 programing, ato sekalian aja jadi hacker, tapi hacker yang produktif. Buka situs porno juga boleh, sapa yang melarang. Cari dating di internet. Apapun lah, tapi please not virus-ing. "Let's keep our cyber world beautiful lah" kata orang Jawa mah.


Tuesday morning di kantor,

teriakan pagi seorang IT Slaves.

Monday, May 09, 2005

My 1st Postt, At lasssttt ......... !!!

At last,
akhirnya impian untuk ngebikin blok sendiri terwujud dah ^^ Setelah sekian lama gak jadi - jadi gara - gara kesibukan dan internet yang lemot, fuuuh.

ID.ANTASENA, ya itu judul blog-ku. ID dari INDONESIA, yep, Indonesia, karena aku lahir dan besar di tanah ini, biar jelek tapi tanah air sendiri gitu loh.

ANTASENA dari Antasena, putra Bima dan Urang Ayu, yang sakti mandraguna, meski harus mati demi kemenangan Pandawa di perang Bharatayuda. Antasena adalah salah satu hero favoritku di sepanjang epik Mahabharata yang terkenal itu. Mmm, tapi kalo aku gak salah si Antasena ini cuman ada di Mahabharata versi Jawa, kalo di versi Bali gak ada, apalagi di versi India nya (sori kalo keliru, bukan ahli Mahabharata, hapunten nyak ^^).

Dikisahkan dalam lakon "Ontoseno takon Bopo" , Antasena ini menghadap Sang Hyang Wenang untuk menanyakan bagaimanakah perang Bharatayuda nantinya. Di sini Sang Hyang Wenang berkata jikalau Antasena ikut Bharatayuda pasti Pandawa akan menang, tapi seluruh Pandawa akan mati. Wuehh, mendengar ini Antasena kemudian memilih untuk tidak ikut berperang, dan dikisahkan disini Antasena kemudian muksa (?). Untuk sekilas gambaran mengenai Mahabharata dan wangsa Pandawa dapat diliat di situs Joglo Semar.

Weleh, pasti anda berpikir orang ini njawani banget sih ^^. Gak juga loh, jangan salah tangkep. Sebetulnya pertama mo ngambil judul "ARTEMIS". Mwahaha, gak nyambung banget yak. Artemis jadi Antasena. Soalnya Artemis udah ada yang make, jadi pikir - pikir, jadilah Antasena, ya itung - itung biar keliatan njawani, hehe.

Sebetulnya pengen ambil Artemis karena Artemis adalah nick name-ku dulu yang sangat terkenal di kampus, udah jadi living legend: "Ketemu Artemis pasti dijamin mati!!" gitu kata mereka, huehehehehe. Tenang - tenang aku bukan sejenis pembunuh berdarah dingin kok. Itu nick name waktu masih maen Counter Strike.

Dapet nick itu sebetulnya dari si kucing Artemis punya nya Sailor Venus itu tuh ^^. Lagian Artemis kedengeran lucu ^^. Dari sini aku kemudian tertarik untuk lebih mengenal sapa sih Artemis itu. Berhubung aku juga rada demen mitologi, maka aku sedikit banyak tahu kalo Artemis ini adalah salah satu dewi dalam mitologi Yunani.

Nah ternyata si Artemis ini adalah sodara kembar dari Apollo, anak dari Zeus dan Leto. Artemis adalah dewi kehidupan alam liar, kesuburan, dan kelahiran. Artemis sering digambarkan dengan lambang bulan Sabit di dahinya, sering disamakan juga dengan Selene (Dewi Bulan). Artemis menjaga kehidupan liar, dan juga kelanjutan reproduksinya. Artemis bersenjatakan busur dan panah.

Pokoknya bagi anda - anda yang suka maen game strategi Warcraft III 'The Frozen Thrones' pasti langsung inget tokoh Priestess of The Moon, dan para Archer Night Elves. Yap, betul, berhubung saya suka banget maen game ini dan Night Elf adalah ras utama saya saat bermain, jadi nama Artemis rasanya klop banget deh. ^^V Peace. Tuk info lebih lanjut mengenai Artemis bisa dibaca di www.pantheon.org.

Tapi akhirnya aku pilih nama ID.ANTASENA, biar lebih keliatan njawani gitu loh, dan lebih eksotis kalee. Hahahaha. So here it is, my 1st blog: ID.ANTASENA finally released ^^. I hope you'll enjoy my blog, you'll read my thought, my experience, etc. OK, love you all, and together hand in hand let's make our world a better place, at least let's make our life a life that worth to be lived with. Peace yoo ^^V.