Saturday, December 24, 2011

Pekan-pekan Sibuk Untuk Si Merah Dan Beberapa Alternatif


Skrinsut jadwal pertandingan Liverpool dari website resminya

Akhir tahun ini sampai dengan awal tahun depan akan menjadi pekan yang sibuk bagi tim-tim Liga Inggris, tak terkecuali tim kesayangan kita ini.

Dari sekilas skrinsut di sebelah, terlihat dalam kurun waktu 19 hari, Liverpool harus bertanding 6 kali, atau rata-rata bertanding sekali setiap 3.1 hari. Ini akan menjadi ujian untuk stamina dan kedalaman squad tim kita ini tentunya.

Lawan yang dihadapi pun terbilang cukup alot, terutama Newcastle & City yang akan dihadapi dalam ajang BPL tanggal 30 Des & 3 Jan nanti.

Dengan jadwal yang cukup padat seperti ini mau tak mau tentu KK harus merotasi pemain-pemainnya. Melihat pilihan starter musim ini memang KK sudah terbiasa melakukan rotasi, meskipun mungkin beberapa di antaranya rotasi terpaksa akibat cederanya beberapa pemain utama seperti Gerrrard, Carragher, dan terakhir Lucas. Ditambah kemungkinan jatuhnya larangan 8x bermain untuk Luis Suarez di awal tahun nanti, pekan-pekan ini akan menjadi pekan yang sangat berat untuk Liverpool. Meski demikian ada harapan positif bahwa Gerrard akan mulai bisa bermain dalam waktu dekat. Carragher sendiri sudah dalam kondisi yang baik meskipun masih sering di bangku cadangan karena baiknya performa Agger/Skrtel di jantung pertahanan Liverpool.

Dilema Pemain Depan

Tanpa larangan bermain untuk Suarez pun, sebetulnya Liverpool cukup kesulitan untuk menjebol gawang lawan, apalagi bila nanti Suarez dijatuhi larangan bermain. Di sisi lain bila Gerrard telah fit 100%, maka kemungkinan faktor hilangnya Suarez akan menjadi minimal bahkan bisa dibilang tidak terasa. Akan tetapi dengan atau tidak adanya Suarez masalah utama Liverpool di lini depan harus ada solusinya.

Apakah dengan kondisi ini lantas Liverpool harus berburu pemain depan baru? Beberapa nama mulai muncul dalam rumor yang berkembang belakangan ini. Namun pilihan untuk belanja pemain depan baru di jendela transfer Januari ini mungkin lebih baik menjadi pilihan terakhir. Pertama, nilai transfer pemain di jendela Januari biasanya melambung tinggi dan mengingat belanja yang telah dilakukan Liverpool sepanjang tahuni ini rasanya lebih baik bila kita tidak menambah belanja pemain baru kecuali bila memang harganya sangat masuk akal.

Hal kedua, rencana Liverpool kali ini adalah membangun kerangka tim untuk beberapa tahun ke depan. Ini sejalan dengan ambisi Liverpool yang "hanya" memasang target peringkat 4 untuk musim kompetisi kali ini. Atas dasar ini mungkin lebih baik bila KK memberi kesempatan untuk pemain-pemain yang ada terutama Carroll yang ada baiknya mendapatkan jam terbang yang lebih tinggi. Meskipun Carroll mungkin tidak akan langsung bersinar, namun mengingat potensi dan umurnya Carroll tetap merupakan asset yang terlalu berharga untuk dianggurkan begitu saja.

Selain Suarez & Carroll, pilihan untuk forward memang sangat terbatas, tercatat hanya Dirk Kuyt & Bellamy yang bisa juga diplot untuk menempati posisi ini, dan Kuyt/Bellamy pun bukan tipe yang cocok menjadi penyerang murni. Di samping kedua pemain ini sebetulnya masih ada pemain muda berpotensi Suso (Jesus Fernandez Saez) yang mungkin juga layak mendapat kesempatan bermain, namun levelnya mungkin masih di bawah pemain-pemain seniornya. Pilihan lain selain membeli adalah dengan memanggil penyerang mudanya Daniel Pacheco, Nathan Eccleston, atau David Amoo. Bila memungkinkan dan tidak ada penambahan pemain baru rasanya ada baiknya ini dilakukan, dengan kemungkinan larangan 8x bermain untuk Suarez, maka Liverpool perlu penyerang cadangan minimal satu lagi.

Rotasi Sektor Tengah

Di sektor tengah, Liverpool kali ini memiliki cukup banyak opsi, untuk gelandang tengah ada Gerrard, Adam, Spearing, Lucas, Henderson, Shelvey. Di sektor sayap ada Downing, Kuyt, Bellamy, Rodriguez, dan juga pemain muda Raheem Sterling yang cukup menjanjikan. Bila di sektor depan Liverpool dirasa kurang memiliki striker yang memiliki ketajaman dalam mencetak gol, maka masalah di lini tengah adalah bertumpuknya banyak pemain dengan posisi dan tipe permainan yang boleh dibilang setipe.

Di sayap terutama rata-rata pemain Liverpool adalah tipe pemain sayap yang suka menusuk ke tengah. Pemain sayap murni yang dimiliki Liverpool saat ini hanya Downing. Tipe permainan yang mirip ini membuat pilihan strategi menjadi terbatas dan permainan cenderung menumpuk di tengah depan.

Untuk posisi gelandang tengah juga nyaris semuanya bertipe sama yaitu gelandang serang, meskipun akhir-akhir ini karena cederanya Lucas & larangan 3x bermain untuk Spearing, Adam dipaksa untuk mengambil posisi ini dan tampaknya mulai menyesuaikan dengan cukup baik di posisi tersebut.

Sektor Belakang

Sektor belakang rasanya merupkan keunggulan Liverpool saat ini. Quartet bek Enrique - Agger - Skrtel - Johnson bisa jadi merupakan kombinasi 4 bek terbaik saat ini di Liga Inggris. Di samping mereka Liverpool juga masih memiliki Carragher yang tentu tidak diragukan lagi, juga Martin Kelly yang menampakkan permainan positif setiap kali tampil. Selain itu beberapa pemain mudanya juga cukup menjanjikan seperti Flanagan, Coady, dan Wisdom. Kelemahan lini belakang adalah tiadanya pelapis untuk Enrique di sektor kiri, satu-satunya pelapis hanyalah Aurelio yang meski cukup baik namun sering didera cedera.

Pilihan formasi

Berdasarkan situasi yang ada, berikut beberapa formasi terbaik yang mungkin bisa menjadi alternatif:

4-2-3-1 like
Alt A: 4231ish

Bentuk menyerupai 4-2-3-1 ini mungkin formasi ideal bila Gerrard sudah pulih 100%. Dengan Suarez mengambil posisi "false 9", saya pribadi tidak pernah melihat Suarez menjadi posisi striker (9) murni, dan Gerrard sedikit di belakangnya dalam posisi gelandang serang. Penempatan Gerrard dan Suarez ini mengambil keuntungan secara maksimal dari kemampuan Suarez untuk membongkar pertahanan lawan dan Gerrard yang bisa maju menusuk lubang yang ditinggalkan. Ditambah kemampuan penyelesain Gerrard yang baik mungkin kebuntuan lini depan Liverpool bisa dipecahkan.

Mengasumsikan Spearing dalam kondisi dan performa yang baik saya lebih menyukai Spearing dalam posisi jangkar dibanding Adam/Henderson dengan Adam sebagai jangkar. Namun bila Spearing tidak dalam kondisi sempurna, Adam/Henderson bisa menjadi pilihan seperti biasa. Formasi ini menitikberatkan umpan-umpan pendek dengan fluiditas tinggi di sektor tengah - depan.



4-5-1 like
Alt B: 451/4141ish

Formasi ini mungkin bisa menjadi alternatif saat Suarez menjalani larangan bertanding atau bila Suarez sedang tidak fit. Formasi ini mewajibkan Downing di kanan atau di kiri untuk mensuplai Carrol dengan crossing-crossing atas. Idenya jelas untuk memaksimalkan kemampuan Carrol dalam bola atas. Dalam formasi ini dengan sayap yang memiliki kecepatan yaitu Bellamy dan Downing, maka umpan lambung ke depan mengandalkan Carrol sebagai "pemantul" bisa dilakukan untuk alternatif serangan balik.

Spearing lagi-lagi menjadi jangkar dalam formasi ini, dan mungkin bisa digantikan oleh Adam atau Coady bila Spearing tidak dalam kondisi terbaik.

Menghadapi lawan seperti Stoke dan Newcastle yang menyukai bola atas mungkin penempatan Spearing dan formasi ini bukan yang paling ideal.

4-3-3 like

Alt C: 433ish

Formasi ini adalah formasi angan-angan saja, namun bukan berarti tidak mungkin, dalam bentuk 4-3-3 yang sangat fluid. Akan lebih baik bila Lucas yang mengisi posisi jangkar. Posisi jangkar di sini akan mengambil posisi bertahan saat tim menyerang.

Formasi ini juga memaksimalkan bek sayap untuk mendukung serangan saat menguasai bola. Dalam menyerang formasi akan berubah mendekati bentuk 3-4-3.

Di depan lagi-lagi Suarez mengambil posisi "false 9" dengan Bellamy di kiri sebagai pendukung.

Posisi ini juga mengandalkan fluiditas para pemainnya. Jujur saya agak meragukan formasi ini berhasil dilakukan di Liga Inggris yang cenderung rigid.



4-1-2-1-2 like
Alt D: 41212ish

Formasi ini juga merupakan formasi angan-angan, dalam bentuk 4-1-2-1-2. Seperti formasi sebelumnya, formasi ini akan jauh lebih memaksimalkan bek sayap. Saat menyerang formasi ini akan berubah mendekati bentuk 3-5-2.

Susunan ini lebih menitikberatkan kepada serangan dan rawan pada serangan balik di kedua sayap yang ditinggal maju bek sayapnya. Untuk itu posisi jangkar menjadi sangat menentukan untuk membantu kedua bek yang ditinggalkan oleh sayapnya.

Formasi ini sepintas nampak "kurang lebar" dibanding 4-3-3, namun bila dijalankan dengan benar maka lebar lapangan akan di-cover oleh kedua bek sayap. Stamina bek sayap akan sangat terkuras tentunya, oleh karena itu bentuk serangan langsung (direct football) harus dihindari dan menekankan untuk mengatur tempo dalam bentuk umpan-umpan pendek.



Beberapa catatan:

1. Saya mengakui bahwa saya sangat menyukai possession football, yang meskipun akhir-akhir ini terlalu mendominasi akibat pengaruh Barca, namun saya harus mengakui bahwa possession football adalah inti permainan sepakbola dan adalah bentuk yang "paling aman".

2. Sebagai akibat dari poin 1, saya menyukai menumpuk pemain di tengah dengan segala bentuk turunan 4-3-3/4-5-1 atau 3-5-2.

3. Dalam sepakbola modern saya percaya bahwa peran bek dalam membantu serangan adalah sangat menentukan. Hal ini dikombinasikan dengan possession football akan sangat membantu dalam mengoverload pertahanan lawan.

4. Ide "false 9" yang pertama kali (arguably) diusung oleh Roma Spaletti dengan Totti-nya dan diteruskan oleh ManU beberapa saat yang lalu dan kini oleh Barca baru akhir-akhir ini merasuk ke pikiran saya. "False 9" ini ternyata memang sangat berguna untuk menggoyang pertahanan lawan. Bentuk flat 2 bek tengah akan sangat sulit menghadapi bentuk false 9 ini, di saat menyerang false 9 akan keluar dari wilayah di depan pertahanan sehingga membantu pilihan jalur serangan melewati sektor tengah. Namun mungkin bahasan ini bisa kita lakukan di lain kesempatan. Intinya saya mencoba mengandaikan penempatan false 9 dalam formasi Liverpool, yaitu dalam bentuk diri Suarez.

5. Meskipun saya termasuk yang getol mengadvokasi penggunaan Carrol, saya harus mengakui posisi Carrol ini sangat unik dalam persepsi sepakbola yang saya angankan, ditambah pilihan pemain yang ada menjadikan posisi Carrol ini sangat unik. Carrol saat ini adalah pemain no 9 murni, yang terus terang dalam angan-angan saya mulai berkurang perannya di sepakbola modern yang saya angankan. Mungkin seolah Liverpool yang saya angankan di atas dibentuk seputar Suarez, namun menurut hemat saya bukan. Justru Suarez adalah implikasi logis dari pilihan-pilihan formasi dan bentuk yang saya inginkan. Sampai level tertentu saya juga percaya ini yang ada dalam benak KK. Carrol mau tak mau harus menyesuaikan bentuk permainannya bila ingin berkembang bersama Liverpool, yang saya percaya potensinya ada tinggal menunggu untuk dikeluarkan, mungkin bahasan untuk Carrol juga kita simpan untuk kali lain.

Akhir kata, SELAMAT NATAL 2011 dan SELAMAT TAHUN BARU 2012. Selamat berlibur akhir tahun dan sampai jumpa di tahun baru nanti ;)

YNWA!

Thursday, December 22, 2011

Lack of Composure in the Final Third and Excellent Habsi Cost Liverpool 2 Points

Wigan 0 - Liverpool 0, adalah skor akhir dari DW stadium Kamis dinihari tadi ketika Liverpool bertandang ke markas Wigan. Grafik permainan Wigan yang sedikit membaik dalam beberapa pertandingan terakhir ini terus berlanjut dengan keberhasilan menahan imbang Liverpool yang masih berusaha memecahkan permasalahan penyelesaian akhirnya.

Roberto Martinez memainkan susunan pemain yang sama dengan pertandingan sebelumnya yang juga cukup sukses untuk menahan Chelsea 1-1. Di kubu Liverpool, Kenny Dalglish mencoba sedikit merotasi pemainnya dengan memainkan Kuyt & Rodriguez menggantikan Bellamy & Shelvey yang bermain cukup baik ketika melawan Aston Villa minggu kemarin.

King Kenny (KK) kali ini kembali membuat kejutan dengan pemilihan dan penempatan pemainnya. Terutama dengan penempatan Rodriguez di belakang Suarez. Rodriguez menurut hemat saya memang bisa menempati posisi ini, namun posisi terbaiknya adalah mulai dari sayap dan menusuk ke tengah. Hanya kali ini mungkin karena terbatas pilihan pemain maka KK mencoba sedikit memaksakan formasi ini. Bila memang yang diinginkan adalah 5 pemain tengah, saya lebih suka menarik mundur Suarez, dan menempatkan Rodriguez di kiri, Kuyt kanan, dan Carrol di depan. Memang pilihan ini berarti mengorbankan pemain sayap "murni" Liverpool yaitu Downing, namun berarti menambah jumlah meriam Liverpool yaitu: Maxi, Suarez, Kuyt dan Carroll. Memang ini hipotetis, namun pergerakan ketiga pemain (Maxi, Suarez, Kuyt) sepertinya lebih "fluid" dibanding dengan Downing.

Penempatan Downing sendiri kali ini sangat menarik, karena Downing terlihat cukup bebas bergerak ke kiri dan kanan dan seringkali bertukar dengan Kuyt. Memang Downing bisa bermain di kiri ataupun kanan, namun bila yang dikejar adalah "fluiditas" lini tengah saya lebih memilih Maxi/Suarez/Kuyt, terlebih menghadapi pertahanan kokoh Wigan kali ini. Dan bila memang Downing dipilih untuk mencoba menarik sektor pertahanan Wigan dari sayap, mungkin dibanding Rodriguez, Shelvey sedikit lebih baik. Hanya memang tidak diketahui apakah Shelvey sedikit kurang fit untuk starter?

Pertandingan kemudian berjalan cukup nyata mengikuti formasi awal dari kedua tim. 4 pemain depan Liverpool ditambah Henderson cukup kesulitan menghadapi 5 pemain bertahan Wigan. Untuk membongkar pertahanan Wigan berulang kali kedua bek sayap Enrique & Johnson juga maju untuk menambah jumlah pemain di depan. Seperti saat menghadapi Chelsea Wigan cukup disiplin dalam bertahan sehingga nyaris tidak ada peluang bersih yang benar-benar didapat Liverpool.

Pertandingan ini juga semakin memperlihatkan kelemahan Liverpool di sektor depan dimana kurangnya kemampuan Liverpool untuk "menghabisi" peluang yang ada. Tercatat peluang terbaik didapat oleh Dirk Kuyt pada menit ke-25,  yang mendapat umpan matang dari Downing dari sektor kiri tepat di depan gawang namun tembakannya masih tepat mengarah kepada kiper Al-Habsi.

Dari 9 kali tembakan tepat ke gawang, Liverpool tidak mampu mencetak satu gol pun. Di satu sisi penampilan Al-Habsi memang sedang cukup sempurna, namun di sisi lain terlihat kurang tenangnya para pemain Liverpool dalam menuntaskan kesempatan yang ada.

Aliran bola dari kaki ke kaki pemain Liverpool sebetulnya terlihat cukup lancar, namun sayang ketika mendekati kotak penalti lawan, sering masih terburu-buru dalam penyelesaian. Beberapa kesempatan yang mungkin lebih baik bila dioper seringkali dipaksakan untuk dribbling atau tembakan langsung. Hal ini berbeda dengan penampilan lini belakang Liverpool yang terlihat cukup tenang dan cukup meyakinkan dalam bertahan.

Pilihan lini depan Liverpool memang masih membuat sakit kepala karena terbatasnya pilihan baik dari tipe pemain tengah/depan dan jumlah striker yang saat ini dimiliki Liverpool, dan ini masih menjadi PR yang harus diselesaikan bila Liverpool ingin finish di "top four". Apalagi bila nanti hukuman larangan bermain untuk Suarez diberlakukan, ini akan menjadi kendala yang sangat berarti. Di sisi lain ada harapan positif dengan sinyal membaiknya sang kapten S. Gerrard.

Wednesday, December 21, 2011

Preview Wigan vs Liverpool (21 Dec 2011)

Liverpool malam ini akan menghadapi Wigan, yang saat ini berada di peringkat 18 Liga Inggris dengan poin 13. Namun meskipun berada di peringkat bongsor, Wigan tidak bisa dipandang sebelah mata mengingat grafik permainannya yang relatif sedang meningkat, yaitu dengan 2x menang, 2x imbang, termasuk mampu menahan imbang Chelsea, meskipun kalah besar 0-4 melawan Arsenal.

Perkiraan Susunan Pemain

Dari kubu Wigan, melihat hasil yang cukup baik dengan formasi 5-3-2 saat melawan Chelsea kemarin bukan tidak mungkin Roberto Martinez memilih menggunakan formasi yang sama untuk melawan Liverpool kali ini. Demikian juga dari kubu Liverpool melihat dominasi permainan yang cukup meyakinkan saat melawan Aston Villa, nampaknya akan membuat Kenny Dalglish untuk berpikir menggunakan susunan pemain yang sama melawan Villa kemarin, yaitu dengan pola 4-4-1-1 / 4-2-3-1.

Tergantung level fitness pemainnya, sayap kiri/kanan Liverpool mungkin akan diisi Downing/Kuyt/Bellamy/Rodriguez. Kemungkinan besar Downing minimal akan bermain entah sebagai pengganti atau starter sebagai pemain yang bisa memanfaat lebar lapangan di sayap.

Liverpool kemungkinan akan langsung mengambil inisiatif, dan mungkin akan langsung mencoba menekan dengan mendorong kedua sayap dalam formasi 4-2-3-1, dan bila Wigan menggunakan formasi seperti Chelsea kemarin maka pilihan formasi 4-2-3-1 akan menjadi lebih menguntungkan untuk Liverpool. Saat menyerang Bellamy dari sektor kiri bisa memotong ke tengah untuk membantu serangan dibantu oleh Henderson yang juga didorong maju. Di belakangnya Charlie Adam yang akan berperan untuk menjaga keseimbangan sektor tengah sekaligus mengambil peran sebagai regista untuk membagi bola dari tengah belakang.

Bila Wigan berhasil menekan Liverpool di tengah, maka mungkin Liverpool akan mencoba untuk membangun serangan balik cepat melalui salah satu sayapnya, dengan menarik lebih ke belakang kedua gelandang tengah Adam/Henderson. Meskipun ini bukan situasi ideal bagi Liverpool mengingat Adam/Henderson lebih baik bermain dalam posisi menyerang daripada bertahan. Oleh karena itu Liverpool wajib hukumnya untuk mengambil inisiatif dari menit pertama.

Perkiraan Skor

Mengingat formasi kedua tim, maka lini tengah akan menjadi penentu. Pertandingan kemungkinan akan berakhir dengan kemenangan Liverpool dengan skor 0-1 atau 0-2.

Monday, December 19, 2011

Energetic Liverpool Steamrolled Uninspiring Villa

Liverpool mengungguli Villa 2-0 dalam pertandingan yang lebih cenderung berat sebelah. Tanpa mengurangi respek kepada Liverpool, kemenangan Liverpool kali mungkin lebih dikarenakan permainan Aston Villa tampil monoton dan nyaris tanpa dinamika dan kurangnya ide dari lini tengah mereka.

Pilihan pemain dan formasi

Kenny Dalglish membuat kejutan dengan memberikan kesempatan untuk Jonjo Shelvey tampil semenjak menit pertama bersama Bellamy yang juga mendapatkan kepercayaan dari KD. Liverpool mengawali permainan dengan formasi tradisional 4-4-1-1 dengan Shelvey di belakang Suarez.

Bellamy mengisi posisi sayap kiri dan saat membawa bola sering maju dan memotong ke tengah, sekaligus memberikan ruang gerak bagi Enrique untuk maju dari belakang di sektor kiri Liverpool. Terbukti permainan Bellamy cukup memberikan dinamika di sektor ini yang sangat dibutuhkan oleh Liverpool. Downing diplot untuk memanfaatkan lebar lapangan di sayap kanan dengan didukung Glen Johnson dari belakangnya.

Adam dan Henderson mengisi posisi "pivot" di lini tengah Liverpool dengan Henderson sedikit lebih di depan Adam terutama saat Liverpool menguasai bola.

Lini belakang Liverpool tetap ditempati oleh empat (4) bek pilihan pertama Liverpool, Enrique - Agger - Skrtel - Johnson. Pilihan yang rasional mengingat Liverpool hingga saat ini merupakan tim yang paling sedikit kebobolan di Liga Premier.

McLeish tampil dengan bentuk mendekati formasi standar Villa, 4-2-3-1. Dengan cederanya Bent dan akumulasi kartu yang diterima oleh Agbonlahor, Heskey dipercaya untuk mengisi posisi striker tunggal yang biasa diisi oleh Bent. N'zogbia diplot mengisi sayap kiri, Albrighton di kanan, dan Delfouneso sedikit di belakang Heskey.

Babak Pertama

Kelemahan Aston Villa dalam bertahan dari sepak pojok segera diekspos oleh Liverpool, dalam 15 menit pertama Liverpool berhasil mencuri dua gol hasil dari sepak pojok. Dari kedua sepak pojok yang terjadi pertahan Aston Villa tampak tidak punya ide bagaimana untuk bertahan saat sepak pojok, dan ini sukses dimanfaatkan oleh Liverpool, pertama oleh Bellamy dan kedua oleh Skrtel.

Lemahnya Aston Villa dalam sepak pojok berlanjut dalam hal serangan. Sepanjang awal babak pertama Aston Villa nyaris bermain monoton nyaris tanpa kreativitas. Baru menjelang babak pertama selesai, Aston Villa mampu membuat Liverpool sedikit bertahan dan sedikit berantakan dengan tekanan yang diberikan oleh Aston Villa. Namun Liverpool mampu bertahan dengan baik bahkan mampu memberikan serangan balasan yang cukup cepat. Liverpool yang terbawa dalam arus permainan cepat nampak sedikti mengkhawatirkan, namun tidak ada peluang berarti muncul dari Aston Villa.

Babak Kedua

Tidak ada perubahan mendasar dari kedua belah pihak, justru Kenny Dalglish mengambil inisiatif dengan mendorong kedua sayapnya, Bellamy dan Downing, sedikit ke depan yang membuat formasi Liverpool nampak mendekati bentuk 4-2-3-1. Nampaknya langkah ini diambil mengantisipasi kemungkinan Aston Villa mencoba mendorong pemain lebih ke depan. Entah karena Liverpool sukses mengambil kendali permainan di awal babak kedua atau memang tidak adanya instruksi berarti dari McLeish, tidak kelihatan ada perubahan berarti dari Aston Villa.

Liverpool justru berhasil menekan Aston Villa dan mengambil inisiatif serangan. Usaha Liverpool nyaris membuahkan hasil beberapa kali dari build-up play yang cantik, terutama dari sektor kiri Liverpool oleh Bellamy. Dalglish dan Liverpool boleh mendapat acungan jempol dengan inisiatif yang diambilnya. Dua kali usaha Liverpool kembali membentur tiang sehingga menambah rekor kena tiang, yang berarti menjadi 17 kali sepanjang musim ini.

Langkah McLeish kemudian jujur sedikit membingungkan, di tengah situasi lapangan tengahnya yang didominasi oleh Liverpool, McLeish memilih mengganti Heskey dengan Weimann yang juga merupakan pemain depan, dan mendorong Delfouneso lebih ke depan dalam formasi semakin mendekati bentuk 4-4-2. Ini membuat Liverpool justru menjadi lebih leluasa di tengah dengan surplus satu pemain tengah. Heskey memang sedikit banyak tidak memberikan kontribusi berarti, namun ini terjadi justru lebih kepada kurangnya penetrasi dari sektor tengah Aston Villa. Bila memang McLeish menginginkan permainan langsung dengan pola 4-4-2 maka bukankah lebih baik Heskey tetap bermain untuk menjadi target man dengan umpan lambung dari kedua sisi?

Hingga akhir babak kedua tidak ada perubahan berarti dari Villa, dan kembali Dalglish mengambil inisiatif mengganti Shelvey dengan Carragher dalam usahanya untuk mempertahankan keunggulan. Langkah ini sebetulnya tidak terlalu krusial mengingat Villa tidak pernah berhasil membongkar dominasi lini tengah Liverpool. Namun mungkin KD berpikir lebih baik berjaga-jaga daripada kebobolan,  di samping mungkin memberikan jam terbang untuk Carragher. KD kembali berinisiatif dengan mengganti man of the match kali ini, Bellamy, dengan Dirk Kuyt, membuat formasi akhir Liverpool mendekati bentuk 5-3-2 dengan Kuyt beroperasi dari sayap kiri.

Kesimpulan

Tidak jelasnya pola permainan Aston Villa, kelemahan sepak pojok, dan kurangnya inisiatif di lini tengah membuat Villa pantas kalah kali ini.

Liverpool tampil konsisten, tidak terlalu istimewa, tapi memiliki cukup dinamika dan inisiatif sehingga mampu mendominasi permainan. Bahkan Liverpool kurang beruntung tidak berhasil menambah golnya.

Catatan positif untuk lini tengah Liverpool terutama Bellamy, dan juga Downing. Adam dan Henderson tampil cukup baik. Adam nampak semakin meyakinkan di posisi gelandang tengah yang ditinggalkan oleh cederanya Lucas dan Gerrard. Catatan positif dari Shelvey yang meskipun tidak terlalu menonjol namun sedikit banyak memperlihatkan kontribusi positif.



Tuesday, December 13, 2011

Preview Aston Villa vs Liverpool @Villa Park (18 Des 2011)

Hari minggu ini, Liverpool akan bermain tandang menghadapi Aston Villa. Liverpool saat ini menduduki peringkat 6 klasemen sementara dengan 26 poin dari 15 pertandingan, dan Aston Villa di peringkat 9 dengan 19 point, juga dari 15 pertandingan. Kedua tim sama-sama mencatatkan 18 gol, namun Liverpool memiliki catatan pertahanan yang lebih baik, yaitu baru kebobolan 13 gol, dibandingkan Aston Villa yang telah kebobolan 19 gol dari 15 pertandingan. Liverpool sejauh ini merupakan tim yang paling sedikit kebobolan di Liga Inggris. Namun dengan cederanya Lucas Leiva patut kita nantikan apakah Liverpool sanggup untuk mempertahankan rekor ini. Berikut akan coba kita lihat satu per satu hal-hal yang mungkin menjadi kunci dalam pertandingan nanti.

Faktor hilangnya Lucas Leiva

Lucas Leiva saat ini sudah menjadi pemain penting di Liverpool, cederanya Lucas Leiva menjadi kehilangan yang besar bagi Liverpool. Peran Lucas dalam menjadi tameng di depan pertahanan dan juga dalam menjaga stabilitas lini tengah sulit tergantikan. Peranan Lucas dalam pertandingan melawan Fulham coba digantikan oleh Jay Spearing, yang ternyata sanggup mengemban tugas tersebut. Sayang dalam pertandingan tersebut Spearing mendapatkan kartu merah yang mengakibatkan Liverpool akan kehilangan Spearing dalam tiga pertandingan, yaitu saat melawan QPR kemarin, Aston Villa minggu ini dan minggu berikutnya saat melawan Wigan.

Tanpa Lucas dan Jay, Liverpool boleh dibilang tidak memiliki lagi pemain yang pas untuk posisi ini. King Kenny kemudian memilih Adam turun sedikit ke belakang untuk sedikit banyak mengambil peran Lucas / Spearing. Dan ternyata Adam cukup mampu untuk tugas ini. Apakah Adam mampu menjalankan tugas yang sama nanti saat menghadapi Villa? Tentunya masih perlu dinantikan, mengingat Villa boleh dibilang masih satu kelas di atas QPR. Hanya sepertinya Liverpool memang tidak memiliki pilihan lain kali ini. Adam tentu menjadi pilihan pertama, dengan didampingi oleh  Henderson di tengah, dalam formasi semacam 4-4-2 dengan Kuyt dan Downing di sayap kiri kanan.

 Tiadanya Lucas Leiva tentu juga akan dimanfaatkan oleh McLeish, dengan tiadanya ball winner dari Liverpool, kemungkinan besar akan lebih baik bila Villa mencoba memainkan lini tengah dengan pola 4-2-3-1, pola yang cukup sering dimainkan Villa musim ini. Tujuannya tentu untuk tidak memberikan ruang untuk pergerakan pemain tengah Liverpool yang cukup berbahaya.

Bola atas atau bola bawah?

Kedua tim boleh dibilang memiliki keunggulan dalam penguasaan bola atas, dengan didukung oleh bek dan striker yang terbilang cukup kuat dalam duel bola atas. Pertama kita lihat dari sisi Villa, meskipun Villa cukup baik dalam duel di udara, namun menghadapi duo Agger-Skrtel, mungkin McLeish perlu berpikir ulang. Pilihan formasi 4-2-3-1 juga akan lebih menguntungkan tentunya bila Villa memilih memainkan penguasaan bola. Terlebih dengan tiadanya ball winner dari Liverpool, saya rasa ini merupakan pilihan terbaik untuk Villa.

Bagaimana dengan King Kenny? Liverpool di bawah King Kenny coba untuk kembali ke permainan pass and move yang dulu menjadi salah satu ciri khas Liverpool. Kali inipun rasanya lebih masuk akal bila Liverpool mencoba untuk  memainkan bola dari kaki ke kaki. Terlebih dengan dukungan pemain tengah yang sangat fluid, tentunya pilihan ini akan sangat menarik.

Pertempuran Lini Tengah

Lini tengah kali ini akan menjadi kunci permainan. Villa bermain di kandang tentu akan cukup percaya diri untuk mencoba menguasai lini tengah, terlebih bila mereka memainkan pola 4-2-3-1 seperti dalam formasi ilustrasi gambar. Pola 4-2-3-1 terutama oleh Aston Villa, biasanya cukup statis, sehingga King Kenny dengan Liverpoolnya-lah yang harus mengambil inisiatif.

Dengan pilihan pola dasar 4-4-2 / 4-4-1-1 yang fluid, di mana Johnson diharapkan akan menjadi tokoh sentral untuk menjadi pemain ganjil untuk coba meng-overload atau minimal mengimbangi lini tengah Villa saat Liverpool menguasai bola. Adam dalam plot ini, akan mencoba mengisi posisi regista untuk membagi bola ke daerah pertahanan Aston Villa. Saat menguasai bola formasi Liverpool akan menjadi seperti 3-5-2 atau 3-4-1-2 dengan banyak pergerakan di tengah.

Pergerakan lincah Suarez juga akan sangat penting. Bersama Kuyt, maka saat kehilangan bola Suarez harus mampu menutup lobang di sektor kanan Liverpool, hingga formasi menjadi lebih mirip 4-1-4-1 saat kehilangan bola.

Dengan pergerakan seperti ini, stamina Johnson, Kuyt, dan Suarez tentunya akan sangat terkuras, dan di bangku cadangan harus disiapkan Kelly, Bellamy dan Rodriguez untuk pengganti ketiganya saat diperlukan.

Kebiasaan Aston Villa untuk bertahan ke belakang juga akan menguntungkan Liverpool bila Liverpool mampu mengambil inisiatif serangan.

Sayap

Downing di sayap kiri akan berperan untuk bermain di lebar lapangan bila lapangan tengah terlalu sesak oleh pemain. Dengan umpan ke tengah ke Andy Carroll, bila ini dilakukan maka akan memaksa Villa untuk semakin mundur ke belakang, yang tentunya akan menguntungkan Adam untuk mengatur serangan dari posisi regista.

Dari sisi Aston Villa, Agbonlahor harus berusaha mengambil celah yang ditinggalkan oleh Johnson, meskipun ini juga berarti beresiko membiarkan Adam mengatur serangan. Namun bila berhasil maka kurang lebih akan memberikan efek yang sama seperti Downing-Carroll, dimana akan memaksa lini pertahanan Liverpool terutama, Johnson untuk mundur ke belakang.

Kesimpulan

Aston Villa akan mencoba untuk tetap kompak di belakang dengan mengandalkan serangan cepat melalui Agbonlahor, atau melalui build up play pelan ke depan.

Liverpool harus mengambil inisiatif serangan dengan memanfaatkan fluiditas pemainnya, terutama di lini tengah untuk memberikan ruang gerak kepada Adam.

Bagaimanapun ini akan menjadi petandingan yang rapat, perkiraan skor akhir: 0-1 untuk Liverpool.

Monday, December 12, 2011

Santiago Bernabeu, Nov 10th 2011, Pertempuran 30 Menit

Selamat untuk Barca dan Pep, saat ini memang Barca masih merupakan a team to beat. Dan setelah sekian tahun teka-teki bernama Barca itu masih belum bisa dipecahkan.

Kesimpulanku kalau mau mengalahkan Barca, memang harus jadi banci dan siap-siap diolok-olok para pecinta "attacking football" di dunia ini. Hanya saja kadang mereka lupa, cara bermain bola itu tidak hanya satu. Dan melayani permainan possession football barca dengan permainan menyerang sama saja bunuh diri. Untuk urusan posession football saat ini memang Barca yang terbaik.

Dan terus terang saja, saat ini Real Madrid tidak punya kapasitas untuk melayani Barca. Hanya tim-tim dengan disiplin dan stamina yang baik yang bisa mengalahkan Barca saat ini, itu kenapa Liverpool dan Inter bisa menang lawan Barca. Keunggulan Madrid yaitu di serangan, sayangnya Barca masih setingkat lebih baik.

Sedikit mengulas permainan kemarin:

Teka-teki bagaimana Mou akan memainkan permainannya terjawab sudah, dengan pressuring high up the field. Ini memang logis, dan ini salah satu pilihan untuk bisa menekan Barca dan merusak ritme mereka. Hanya yang tidak aku mengerti adalah pilihan memainkan Ozil di tengah dalam pola 4-2-3-1. Pola 4-2-3-1 memang salah satu pola ideal untuk overloading lini tengah, ini mungkin maksud Mou. Di sisi lain hampir separuh musim ini Madrid sudah terbiasa dengan pola ini. Jujur saja Madrid & Mou musim ini agak terlalu monoton. Dengan pertimbangan "kebiasaan" ini mungkin kenapa Ozil dipertahankan dalam Starting 11. Tapi pilihan top 4 ini menjadi potongan yang salah dengan ide "menekan tinggi ke depan" tadi. Mungkin lebih baik bila Ozil ditarik dan diganti dengan Khedira, dan pola 4-2-3-1 diubah menjadi 4-3-3 seperti saat Madrid menghadapi Valencia, dengan Alonso di posisi regista di belakang dua tameng Lass dan Khedira. Top 3 Madrid tentu tetap: Ronaldo, Benzema, dan Di Maria. Pilihan Benzema di atas Higuain bisa dimengerti mengingat work rate Benzema dan kemampuan untuk pressure nya lebih baik di atas Higuain. Lain cerita bila Madrid memilih parkir bis, maka Higuain lebih cocok. tentu saja ini hipotetikal dan tidak ada jaminan bahwa pilihan formasi 4-3-3 dengan tengah Alonso, Lass, Khedira lebih baik dibanding 4-2-3-1 dengan Ozil.

Masalah terbesar dengan "menekan tinggi ke atas", adalah stamina, dan ini terlihat dalam permainan kemarin. 30 menit pertama Real sukses menekan, tapi ini dibayar mahal dengan stamina mereka yang terkuras. Apalagi menekan Barca jauh ke atas, yang memiliki passing work terbaik saat ini, tentu jauh lebih melelahkan. Harapan Madrid dan Mou tentu meraih minimal 2 gol dalam 30 menit pertama ini. Di sini terlihat kepercayaan diri yang sangat besar dari Mou dan Madrid, karena boleh dibilang ini pertaruhan "all in", bila gagal maka habis sudah. Bila ini terjadi, Madrid tinggal mundur dan memainkan counter attacking football seperti biasa. Hanya sayang ini tidak terjadi. Dan saat mereka "hanya" mampu unggul 1-0 dalam 30 menit pertama, maka kebobolan hanya masalah waktu.

Gambling Mou dan Wenger dengan Arsenalnya dulu dengan menekan Barca ke depan memang salah satu pilihan logis, tapi mungkin bukan jawaban terbaik untuk menghadapi Barca.

Kunci dari permainan kemarin adalah 30 menit pertama, karena inilah titik terpenting dengan pilihan yang diambil Mou dan Madrid. They won the initial 30th minute battle, but not enough. Just not enough.

Salah satu masalah lain dengan pendekatan Madrid kemarin, pilihan untuk pressure 30 menit pertama, adalah transisi ke bertahan. Saat ini tidak ada tim yang sanggup untuk pressure sepanjang 90 menit, kecuali mungkin Korsel di PD 2002. Dan transisi ini mutlak harus dilakukan oleh Madrid, apalagi mengingat hanya beberapa hari sebelumnya mereka melakukan tandang ke markas Ajax, yang tentu faktor kelelahan harus dipertimbangkan. Transisi ke bertahan ini harus dilakukan supaya bisa tetap berlari hingga ke menit 90. Kebobolan di menit 33 itu sangat mungkin karena faktor transisi ini, saat tim bermain menekan jauh ke depan,maka transisi ke bertahan bukanlah hal yang mudah, bahkan untuk tim sekelas Madrid.

Dari pertandingan tersebut saat ini memang harus diakui bahwa kombinasi possession football Barca dengan kegeniusan seorang Lionel Messi memanglah menjadikan Barca+Messi adalah tim terbaik saat ini. A team to beat ..

Jujur perseteruan Madrid - Barca ini sudah tidak sehat buatku, karena membuatku sering terjaga memikirkan bagaimana cara mengalahkan Barca, wkwkwk. Ya, jujur saja aku bosan dengan permainan Barca ini. Karena gara-gara Barca, semua orang mendewakan possesion footbal atau tiki-taka atau apapun istilahnya .. Padahal diriku sendiri sedari dulu adalah seorang yang menyukai permainan possession football, bahkan bila main Winning Eleven, FIFA atau game sebangsanya. Banyak orang bilang ketika itu kalau melawanku suka bilang permainanku membosankan, karena hanya oper oper ke sana kemari. Eh sekarang sepertinya orang-orang itu pula yang mendewa-dewakan possession footbal itu. Jadi sekarang aku ingin melihat runtuhnya possession football itu .. Possession football menurutku memang merupakan the ultimate way to play football, dan jujur aku tidak tahu cara mengatasinya tanpa memainkan 10 bek di belakang garis. Tapi dengan bertahan seperti itu paling-paling hanya akan draw bukan menang. So?

Salam