Liverpool mengungguli Villa 2-0 dalam pertandingan yang lebih cenderung berat sebelah. Tanpa mengurangi respek kepada Liverpool, kemenangan Liverpool kali mungkin lebih dikarenakan permainan Aston Villa tampil monoton dan nyaris tanpa dinamika dan kurangnya ide dari lini tengah mereka.
Pilihan pemain dan formasi
Kenny Dalglish membuat kejutan dengan memberikan kesempatan untuk Jonjo Shelvey tampil semenjak menit pertama bersama Bellamy yang juga mendapatkan kepercayaan dari KD. Liverpool mengawali permainan dengan formasi tradisional 4-4-1-1 dengan Shelvey di belakang Suarez.
Bellamy mengisi posisi sayap kiri dan saat membawa bola sering maju dan memotong ke tengah, sekaligus memberikan ruang gerak bagi Enrique untuk maju dari belakang di sektor kiri Liverpool. Terbukti permainan Bellamy cukup memberikan dinamika di sektor ini yang sangat dibutuhkan oleh Liverpool. Downing diplot untuk memanfaatkan lebar lapangan di sayap kanan dengan didukung Glen Johnson dari belakangnya.
Adam dan Henderson mengisi posisi "pivot" di lini tengah Liverpool dengan Henderson sedikit lebih di depan Adam terutama saat Liverpool menguasai bola.
Lini belakang Liverpool tetap ditempati oleh empat (4) bek pilihan pertama Liverpool, Enrique - Agger - Skrtel - Johnson. Pilihan yang rasional mengingat Liverpool hingga saat ini merupakan tim yang paling sedikit kebobolan di Liga Premier.
McLeish tampil dengan bentuk mendekati formasi standar Villa, 4-2-3-1. Dengan cederanya Bent dan akumulasi kartu yang diterima oleh Agbonlahor, Heskey dipercaya untuk mengisi posisi striker tunggal yang biasa diisi oleh Bent. N'zogbia diplot mengisi sayap kiri, Albrighton di kanan, dan Delfouneso sedikit di belakang Heskey.
Babak Pertama
Kelemahan Aston Villa dalam bertahan dari sepak pojok segera diekspos oleh Liverpool, dalam 15 menit pertama Liverpool berhasil mencuri dua gol hasil dari sepak pojok. Dari kedua sepak pojok yang terjadi pertahan Aston Villa tampak tidak punya ide bagaimana untuk bertahan saat sepak pojok, dan ini sukses dimanfaatkan oleh Liverpool, pertama oleh Bellamy dan kedua oleh Skrtel.
Lemahnya Aston Villa dalam sepak pojok berlanjut dalam hal serangan. Sepanjang awal babak pertama Aston Villa nyaris bermain monoton nyaris tanpa kreativitas. Baru menjelang babak pertama selesai, Aston Villa mampu membuat Liverpool sedikit bertahan dan sedikit berantakan dengan tekanan yang diberikan oleh Aston Villa. Namun Liverpool mampu bertahan dengan baik bahkan mampu memberikan serangan balasan yang cukup cepat. Liverpool yang terbawa dalam arus permainan cepat nampak sedikti mengkhawatirkan, namun tidak ada peluang berarti muncul dari Aston Villa.
Babak Kedua
Tidak ada perubahan mendasar dari kedua belah pihak, justru Kenny Dalglish mengambil inisiatif dengan mendorong kedua sayapnya, Bellamy dan Downing, sedikit ke depan yang membuat formasi Liverpool nampak mendekati bentuk 4-2-3-1. Nampaknya langkah ini diambil mengantisipasi kemungkinan Aston Villa mencoba mendorong pemain lebih ke depan. Entah karena Liverpool sukses mengambil kendali permainan di awal babak kedua atau memang tidak adanya instruksi berarti dari McLeish, tidak kelihatan ada perubahan berarti dari Aston Villa.
Liverpool justru berhasil menekan Aston Villa dan mengambil inisiatif serangan. Usaha Liverpool nyaris membuahkan hasil beberapa kali dari build-up play yang cantik, terutama dari sektor kiri Liverpool oleh Bellamy. Dalglish dan Liverpool boleh mendapat acungan jempol dengan inisiatif yang diambilnya. Dua kali usaha Liverpool kembali membentur tiang sehingga menambah rekor kena tiang, yang berarti menjadi 17 kali sepanjang musim ini.
Langkah McLeish kemudian jujur sedikit membingungkan, di tengah situasi lapangan tengahnya yang didominasi oleh Liverpool, McLeish memilih mengganti Heskey dengan Weimann yang juga merupakan pemain depan, dan mendorong Delfouneso lebih ke depan dalam formasi semakin mendekati bentuk 4-4-2. Ini membuat Liverpool justru menjadi lebih leluasa di tengah dengan surplus satu pemain tengah. Heskey memang sedikit banyak tidak memberikan kontribusi berarti, namun ini terjadi justru lebih kepada kurangnya penetrasi dari sektor tengah Aston Villa. Bila memang McLeish menginginkan permainan langsung dengan pola 4-4-2 maka bukankah lebih baik Heskey tetap bermain untuk menjadi target man dengan umpan lambung dari kedua sisi?
Hingga akhir babak kedua tidak ada perubahan berarti dari Villa, dan kembali Dalglish mengambil inisiatif mengganti Shelvey dengan Carragher dalam usahanya untuk mempertahankan keunggulan. Langkah ini sebetulnya tidak terlalu krusial mengingat Villa tidak pernah berhasil membongkar dominasi lini tengah Liverpool. Namun mungkin KD berpikir lebih baik berjaga-jaga daripada kebobolan, di samping mungkin memberikan jam terbang untuk Carragher. KD kembali berinisiatif dengan mengganti man of the match kali ini, Bellamy, dengan Dirk Kuyt, membuat formasi akhir Liverpool mendekati bentuk 5-3-2 dengan Kuyt beroperasi dari sayap kiri.
Kesimpulan
Tidak jelasnya pola permainan Aston Villa, kelemahan sepak pojok, dan kurangnya inisiatif di lini tengah membuat Villa pantas kalah kali ini.
Liverpool tampil konsisten, tidak terlalu istimewa, tapi memiliki cukup dinamika dan inisiatif sehingga mampu mendominasi permainan. Bahkan Liverpool kurang beruntung tidak berhasil menambah golnya.
Catatan positif untuk lini tengah Liverpool terutama Bellamy, dan juga Downing. Adam dan Henderson tampil cukup baik. Adam nampak semakin meyakinkan di posisi gelandang tengah yang ditinggalkan oleh cederanya Lucas dan Gerrard. Catatan positif dari Shelvey yang meskipun tidak terlalu menonjol namun sedikit banyak memperlihatkan kontribusi positif.
No comments:
Post a Comment