Sunday, November 27, 2005

Balto II: Wolf Quest


"I know who I am, I am the daughter of Balto and Jenna"
"Yes, you are. That's explaining what you are but not who you are"
"..."


Bagi anda yang telah menonton film Balto II: A Wolf Quest mungkin ingat percakapan di atas. Yap, percakapan tersebut adalah antara Aleu (anak perempuan Balto) dan Muru (tikus putih, animal guide nya Aleu).

Hari kamis yang lalu ketika sedang bete-betenya gara-gara tidak jadi berangkat ke Banda Aceh hari Jumat, saya pulang cepat dan memutuskan untuk menonton film tersebut. Pertama-tama agak membosankan, akan tetapi ketika cerita mulai berjalan saya mulai merasa agak kaget melihat film ini yang menurut saya bukanlah film yang sederhana. Film ini mungkin kurang tepat untuk anak-anak, karena menurut saya ceritanya cukup berat, dan penuh dengan simbol-simbol dan mitos indian Amerika yang mungkin sedikit menakutkan bagi anak kecil.

Film ini mengetengahkan pertentangan antara Aleu dan Balto. Aleu yang merasa marah karena baru diberitahu oleh Balto bahwa ia sesungguhnya adalah campuran serigala dan anjing, kemudian memutuskan untuk lari. Kemudian dalam pelariannya dia mulai mempertanyakan keberadaan dirinya. Dan kemudian dia bertemu dengan Muru, animal guide nya (binatang penuntun, dalam mitos indian Amerika setiap individu memiliki binatang penuntun yang akan menuntunnya dalam liku perjalanan hidup). Dari pertemuan ini Aleu kemudian memulai perjalanan sesungguhnya untuk mencari arti dirinya. Balto yang cemas akan Aleu kemudian mengikutinya dan juga mengalami perjalanan pencarian jati diri ini bersama dengan anaknya.

Cerita yang sesungguhnya mungkin tidak terlalu rumit, akan tetapi membawa saya ke permenungan yang cukup menarik. Kembali mengingatkan saya bahwa ziarah perjalanan pencarian arti diri adalah suatu perjalanan yang menarik dan mungkin tidak akan pernah berhenti. Tidak hanya pencarian arti diri pribadi, tapi mungkin juga adalah sejarah panjang umat manusia dalam menemukan keberadaannya di dunia ini.

Mungkin pertanyaan 'siapakah saya' adalah pertanyaan yang paling sering ditanyakan selama perjalanan hidup kita. Bila kita dihadapkan pertanyaan 'siapakah anda?', maka mungkin kita dengan cepat akan menjawab saya x, pegawai pt y, anak dari a dan b, dst. Akan tetapi mungkin bila kita kemudian dijawab seperti jawaban Muru kepada Aleu seperti di atas mungkin kita akan bingung juga. "Yes that's explaining what you are, but not who you are". Jati diri kita yang sesungguhnya itulah yang perlu kita cari. Jati diri tidaklah bergantung anak siapa, jabatan apa, pegawai apa, akan tetapi lebih mendasar.

Dalam satu titik saya percaya bahwa setiap individu berhak dan wajib mencari jati diri dan mengejar tujuan hidupnya. Tapi dalam kehidupan dewasa ini banyak individu yang terjebak dalam rutinitas keseharian dan pekerjaan, dan melupakan bahwa mungkin pencarian diri adalah suatu hal yang perlu juga. Dengan menemukan diri, keberadaan, dan tujuan hidupnya saya yakin manusia akan menjalani hidup yang lebih berwarna daripada sekedar menjalani rutinitas hidup ini.

"To realize one's destiny is a person's only obligation." (From the back cover of this book).

Saturday, November 26, 2005

Farewell Keke & Mas Sindang

Simeulue Trip 17-19 Oct 05

Euforia Printer Warna

"Oy, print ini donk.. "
"Print aja. Brp lembar sih?"
"Ini nih, satu rim"
"@#$$#@#$%^% .."


Kantor kami baru saja mendapatkan printer baru, printer warna, yang akhirnya datang setelah sekian bulan tidak jelas juntrungannya. Begitu printer ini terpasang, urusan printing yang semula orang puas dengan printer black & white, tiba - tiba sekarang semua harus berwarna. Laporan & grafik yang biasanya hitam putih, sekarang menjadi berwarna. Ya maklum juga sih, namanya mungkin barang baru jadi semua orang ingin menggunakan dan memanfaatkannya. Euforia printer warna, ya mungkin begitulah istilahnya, hehe.

Berbicara mengenai euforia, dalam pengalaman sehari hari kita mungkin sering mengalami hal ini juga. Saya jadi teringat pembicaraan dengan rekan sekerja saya pada suatu malam yang tiada jelas juntrungannya (*istilah kami untuk malam panjang yang dihabiskan ngalor ngidul mengobrolkan berbagai hal yang tidak jelas). Malam itu kami membicarakan mengenai fenomena kantor yang seolah tidak pernah berhenti bernapas, terlebih bulan-bulan belakangan ini yang sabtu minggu pun kantor selalu aktif.

Rekan tinggal satu rumah yang kebetulan semua dari kantor yang sama, akan tetapi meski satu kantor malah jarang kami bisa berkumpul bersama. Beberapa rekan lebih sering melewatkan malamnya di kantor, tak jarang sampai dinihari. Fenomena ini kami anggap menarik, melihat jam kerja yang seolah tidak ada matinya. Timbul pertanyaan di kami, apakah mereka ini memang orang-orang yang tipe workaholic semua, ataukah keadaan yang memaksa demikian?

Bagi saya yang pecinta membaca buku, ditemani empuknya kasur, dan alunan musik dari speaker altec yang tercinta, jawabannya jelas: bagi saya bekerja setiap hari, terus menerus sampai malam, twenty four seven (24 jam 7 hari) jelas tidak masuk akal. Dalam keadaan tertentu mungkin kita memang perlu untuk bekerja ekstra, tapi kalau tiap hari? Jelas ada yang salah. Bagi saya kehidupan ini haruslah seimbang, termasuk antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, sosialisasi, relaksasi, dll. Kita bekerja untuk hidup itu jelas, tapi bukan hidup untuk bekerja. Terlebih bekerja adalah salah satu cara pemenuhan diri tapi bukanlah tujuan hidup itu sendiri. Tapi bagaimanapun itu pendapat saya. Pasti banyak orang yang berpendapat lain dan mungkin ada yang menemukan kebahagiaanya saat mereka bekerja 24 7. Entahlah.

Tapi teman percakapan saya ketika itu memiliki analisa yang lebih sederhana:

"Ah itu kan mungkin karena kita sedang mengalami euforia humanitarian service, kan banyak orang yang baru pertama kali kerja di humanitarian sektor begini. Jadi masih anget-angetnya"
"..?"

Mungkin juga ya? Seperti kasus printer warna kita, mungkin namanya bekerja ada euforia juga. Lho saya sendiri kan juga baru nih di sektor ini, hehe, ah euforia. Ya semoga saja euforia ini cepat berlalu. Jadi saya kembali bisa menikmati kripik chitato, buku-buku bacaan, altec saya, dan yang pasti kasur saya yang mulai gepeng ^^

Wednesday, September 21, 2005

Long Time No Siege

Duh, udah lama banget gua gak nge-blog lagi nich ... .

Udah hampir sebulan sejak terakhir kali posting, aku udah jalan-jalan ke Calang, Lamno, pulang ke Jawa (Jakarta - Yogya - Magelang - Bandung), training ke Banda Aceh. Wow, pokoknya melelahkan tapi menyenangkan. Sayang belum ada kesempatan untuk tulis and upload foto ke blog.

Be patience ... .

Tuesday, August 23, 2005

Farewell


This week are the 2nd week since one of our OIC leaving. At Monday, 14 Aug 2005 we held a farewell party for him. This farewell party should be going on secrecy, as we planed to suprise him. At his last days in Meulaboh we plan to ignore him and show no tendency that we will held a farewell for him, but it appeared then that he could not be neglected *sigh. He looked so depressed and sad when it seemed that everyone did not pay any attention regarding his leave, so that he decided to make his own party. Knowing this matter we decided to give him a clue that we did plan to make some kind of party for him, but what kind of party and where it will be held still on secrets ^^

In preparing the party we formed up some team to carry on their on task. Some will be in charge for decoration, some for food and drinks, some for the party itself, etc. I myself was given task to go to every agency I know to get as much as signature for our big banner. Some staff from the Children Center who did the drawing, and I must say that it is really a nice one.

When it came the day for the party, everyone was coming to give a farewell to him. The party was opening with dance performance by some children from one of the Children Center. After the dance show, it was continued by some farewell speech from some of our representatives and also from our man of the day himself. From what I could heard, I thought that we all agreed he really is a good man, not only a good OIC, but also a good colleague and friend for us all. Not to mention that he also became a good tutor because he taught so many thing for us all.

So, farewell Seamus Mac Roibin. We really hope to see you again and could meet and work together again someday. Hope all the best for you.


Also I must say farewell for Guy Kalustov also, who all of sudden had to leave to his home country a week before. Because all of the sudden we can not give you a proper farewell. But we hope all the best for you too (who teach us how to be a good team player and have an integrity to carry on our jobs).

Goodbye once again for both of you ^^.

note: I hope to attach more pictures on my next post

Sunday, August 14, 2005

A Friend's Wedding

"Will you come at his wedding today?" tanyaku pada tetangga kantorku (Hi neighbor ^^).
"Ya, sure, when will you go?"
"At 12?"
"OK"

...

Yap, hari Sabtu kemarin seorang rekan kantor kami menikah. Percakapan kecil tersebut terjadi pada pagi harinya. Perbincangan yang semula hanya sekedar membicarakan siapa saja dan kapan akan berangkat berkembang menjadi bincang-bincang yang semakin hangat hingga mengarah cukup serius. Apakah pernikahan itu perlu? Pertanyaan inilah yang kemudian menjadi perbincangan yang cukup serius diantara kami.

Dalam dunia timur, bila anda berusia menjelang 30 dan belum menikah, terutama bagi wanita, maka anda harus bersiap-siap bertemu dengan sejuta pertanyaan dari keluarga, teman dan masyarakat. Pertanyaan yang berintikan kenapa masih single. Bagi anda yang di kota besar mungkin orang sudah tidak terlalu peduli lagi. Akan tetapi di banyak daerah di Indonesia kepala 3 dan masih lajang adalah hal yang patut dipergunjingkan.

Apakah menikah itu suatu obligasi, suatu keharusan? Sepertinya pandangan masyarakat secara umum di Indonesia masih menganggap menikah itu adalah suatu keharusan, sehingga bila kita melajang saat usia kepala 3 tentunya hal ini menjadi beban tersendiri bagi kita.

"Kok kamu tiba-tiba memutuskan untuk menikah?"
"Aku kan memang harus menikah, sudah waktunya"
"..."

Sekilas percakapan seperti ini semakin sering kita jumpai di antara mungkin rekan kerja kita, teman ataupun saudara kita. Suatu hal yang semakin menguatkan pendapat kami bahwa masih banyak yang menganggap bahwa pernikahan adalah suatu obligasi. Hal ini akan berbahaya ketika beban dan tekanan akibat melajang menjadi lebih besar daripada pertimbangan seseorang. Tentunya akan mengkuatirkan bila orang memutuskan untuk menikah karena suatu keharusan dan bukan karena pertimbangan yang masak (atau cinta mungkin ..?). Sehingga berakibat ketidakbahagiaan pada akhirnya.

"Someday you will feel that you want to get married, you'll know it" ungkap seorang teman lain.

Tidak bermaksud menaifkan bahwa banyak orang yang tentunya menikah juga atas dasar pertimbangan yang masak (dan cinta mungkin ..?), seperti ungkapan seorang rekan tersebut. Akan tetapi pernikahan dengan dasar yang kuat adalah mutlak perlu. Pernikahan yang dilakukan bukan atas dasar keterpaksaan. Baik keterpaksaan maupun tekanan keluarga, rekan, ataupun diri kita sendiri.

"Pernah nonton film Bachelor gak?"
"Yap, lucu emang film nya"
"Yang menarik itu penggambaran apa pandangan pria tentang pernikahan ..."

Bagi anda yang belum menonton film Bachelor (atau mungkin sudah lupa), dalam film tersebut digambarkan saat sang tokoh utama pria mendengar kata pernikahan dalam otaknya terbayang puluhan mustang (kuda liar) berlarian dengan gembira, dan tiba-tiba ada sebuah tali laso melayang dan seekor kuda pun terjatuh karena terjerat laso tersebut.

Dalam film tersebut sang tokoh utama pria merasa bahwa pernikahan adalah suatu hal yang mengikat, suatu keterpaksaan. Akan tetapi di akhir film akhirnya tokoh tersebut menemukan alasan kenapa dia harus menikah. Bukan alasan lebih tepatnya tapi dia menemukan bahwa dirinya ingin menikah dengan wanita yang dicintainya tersebut.




Kami akhirnya berangkat dalam dua rombongan untuk menghadiri pernikahan rekan kami tersebut. Pernikahan yang cukup meriah, apalagi bagi kami yang belum pernah melihat pernikahan dalam adat tersebut, cukup menarik. Dan ...

"Why do people have to get married?" kata seorang rekan kami tiba-tiba.
"Hmm, yea I can not see why" sahut seorang rekan yang lain.
... bla bla ...

"arrrgggggggghhhhh, not again" batinku. Dan terpaksa aku pun kembali mendengar dan terlibat dalam percakapan tersebut. (hey, yap, aku terlibat, jadi aku menikmati percakapan itu juga ternyata ^^ )

note: sorry gambarnya gak jelas, karena gak ada image editor yg bagus, jadi hanya pake MS Paint, pecah saat dikecilin

Friday, July 29, 2005

One Day at Our Office

Pagi ini aku datang ke kantor sedikit pagi karena ada beberapa staff yang akan bertugas keluar kota pada hari ini. Dan aku harus menyiapkan beberapa peralatan yang akan mereka bawa. Tahunya ketika sampai di kantor listrik mati, dan generator kami tidak menyala. Segera aku ke tempat generator, bermaksud untuk menyalakan generator.

...

"arggghhhh, where's the f***in key" aku berteriak dalam batin. Aku kaget juga melihat kunci generator tidak ada di tempatnya. Yap, untuk menyalakan generator juga butuh kunci seperti kita menyalakan mobil atau motor. Segera aku keluar untuk bertanya kepada seorang security kami apakah dia melihat kunci generator tersebut.

"Pak, lihat kunci generator nggak ya?"
"Nah itu, saya tadi mau nyalain generator tapi gak ada kuncinya, saya pikir disimpan bapak."
"argghhhh!!!"

Buset dah, batinku sebal, masak kunci generator ilang sih. Segera aku bertanya kepada security kami siapa saja yang mungkin membawa kunci tersebut. Kemudian security kami pun berlalu untuk menanyakan kepada security yang lain, siapa tahu ada yang membawa kunci generator tersebut. Selang beberapa saat kemudian aku mendapat kabar bahwa memang tidak ada yang mengetahui keberadaan kunci tersebut.

Untung tak seberapa lama listrik kembali menyala, sehingga kami tidak memerlukan kunci tersebut lagi, paling tidak untuk saat itu. Dan beruntung juga seharian ini kami tidak mengalami mati lampu. Akan tetapi sampai sore ini belum ada tanda keberadaan kunci tersebut.

Menyebalkan, itu saja kesimpulanku. Masak kunci generator saja ilang sih. Emang kunci itu mau dipake untuk apa? Kalo generatornya yang ilang, paling tidak masih maklum, karena generator bisa dijual. Lah ini kuncinya, emang kuncinya bisa dijual? Sekali lagi ini menyebalkan. Atau mungkin alasan pengambilan kunci generator ini dimaksudkan untuk melakukan semacam sabotase? Kenapa? Ato mungkin juga hanya orang iseng, mungkin ingin bikin kalung pake kunci? Apapun alasannya tetap menyebalkan . . . .

Sunday, July 24, 2005

Hari Anak


"dam dum dam dum ... " kudengar suara marching band sedang berlatih dan pemanasan menjelang dimulainya children march dalam rangka hari anak ini.

Enam bulan setelah tsunami, dan kehidupan sudah mulai berjalan normal di kota Meulaboh ini, meski mungkin belum sepenuhnya. Minggu kemarin ini juga adalah minggu pertama dimulainya tahun pelajaran baru bagi anak sekolah. Pada hari minggu ini diadakan children march (arak-arakan anak) untuk menyambut hari anak.

Arak-arakan ini cukup ramai, dan mungkin adalah arak-arakan terbesar di Meulaboh setelah tsunami. Cukup ramai dan anak-anak yang mengikuti juga terlihat cukup antusias. Terlihat banyak anak memakai baju daerah, ataupun juga kostum tertentu seperti baju polisi, nelayan dan sebagainya. Suara marching band yang terus melantunkan lagu-lagu membuat suasana cukup meriah. Sayang kemeriahan ini sedikit 'ternoda' dengan mundurnya jadwal keberangkatan akibat menunggu seseorang untuk membuat pidato pembukaan, atau kata sambutan istilah kerennya (*sigh). Kata sambutan yang disambut dengan cuek oleh anak-anak (hehe, anak-anak gitu loh, mana ngerti sambutan yang birokratis seperti itu). Iring-iringan kemudian mulai bergerak, dan sepanjang jalan juga masyarakat cukup antusias menyaksikan. Banyak orang tua yang juga turut dalam barisan untuk mengawasi dan menjaga anak-anaknya.

Aku jadi teringat ketika kecil dahulu aku juga pernah ikut arak-arakan seperti ini. Ketika TK aku ingat aku sangat antusias untuk mengikuti acara seperti ini, sampai menangis merengek-rengek minta dibelikan kostum dan peralatan untuk mengikuti pawai. Namun sayangnya aku malah sakit, sehingga ketika tiba hari H aku tidak bisa ikut pawai tersebut (*damn). Ketika beranjak remaja, kegiatan pawai yang dulunya aku sukai malah berubah menjadi kegiatan yang aku benci. Pawainya sendiri mungkin menyenangkan, karena juga menjadi kesempatan kita bisa beramai-ramai bersama kawan-kawan menjadi pusat perhatian masyarakat. Tapi segala aturan dan formalitas yang terjadi membuatku membenci kegiatan tersebut. Dalam kegiatan perayaan 17 Agustus, ataupun dalam hari-hari besar negara kami yang lain, sering kami diharuskan untuk ikut upacara yang entah maknanya tidak pernah kami ketahui. Juga sering kami 'dipaksa' oleh bapak ibu guru kami untuk mengikut pawai dengan kostum yang ditentukan, yang mungkin tidak diketahui adalah bagi sebagian orang mencari kostum bukanlah kegiatan gampang dan murah. Belum lagi tak jarang kami tidak menyukai kostum yang kami pakai. Kemudian tak jarang kami juga 'dipaksa' untuk mendengar kata sambutan yang bertele-tele (arrrgggghhhh). Demikianlah kegiatan yang seharusnya menjadi kegiatan pesta rakyat dan kegiatan yang menyenangkan bagi kami malah berubah menjadi mimpi buruk.

Pada hari ini aku sedikit banyak menjadi kasihan kepada anak-anak yang diharuskan untuk menggunakan berbagai kostum (yang mungkin tidak mereka sukai). Belum lagi mereka yang terpaksa harus menunggu seorang 'bapak' demi mendengarkan pidato pembukaan, yang saya tidak yakin anak-anak itu mengerti. Menurut saya dunia anak semestinya adalah dunia yang menyenangkan, penuh kebebasan, tanpa perlu terikat segala macam formalitas dan tetek bengek. Formalitas yang mungkin perlu bagi orang dewasa (meski saya juga tidak yakin), tapi tidak bagi anak-anak. Bagi anak-anak yang terpenting adalah mereka dapat tertawa dan menikmati apa adanya.

Hidup anak-anak, fifa children, wherever you are ^^

(meski saya mengakui yang menulis ini adalah seorang yang sudah berumur kepala dua, sehingga mungkin yang saya tulis tentang anak-anak ini salah, mungkin seharusnya ini ditulis oleh seorang anak-anak betulan. Ah tapi kan saya juga sering dibilang kekanak-kanakan oleh teman-teman ^^ hehehe)


Untuk yang berulangtahun tanggal 24 Juli ini: Selamat ulang tahun, now I could see your point. Thank you for everything you had told me and shared with me ^^

Thursday, July 21, 2005

5.6 Skala Richter

" ... grfbgghhgg .. "(*)
"Earthquake!" kata bosku, aku yang semula terdiam dan masih belum sepenuhnya menyadari apa yang terjadi serta merta berdiri dan segera bergegas keluar bangunan. Staff-staff yang lain pun menyadari adanya gempa dan segera berlari keluar.

Yap, telah terjadi gempa pada hari ini, 21 Juli 2005, pk 08.42 di Meulaboh ini, dengan pusat gempa berada 17 km sebelah tenggara Meulaboh, dengan kekuatan 5.6 SR berdasarkan informasi dari BMG. Hanya singkat memang, sekitar 5 detik mungkin yang terasa, tapi terasa cukup besar mengingat pusat gempa yang tidak terlalu jauh dari kota ini. Reaksi masyarakat yang kemudian terjadi sedikit mendapat catatan disini.

Segera setelah terjadi gempa, masyarakat segera keluar dari bangunan, dan beberapa mulai mengambil kendaraan baik motor maupun mobil. Dari seorang driver kami, aku kemudian tahu bahwa orang-orang tersebut bermaksud untuk menjemput keluarga atau anaknya yang berada di luar. Anak-anak yang sedang belajar di sekolah segera dijemput oleh ayah atau ibunya, demikian juga mereka yang sedang bekerja segera dijemput oleh pasangan atau anggota keluarganya yang lain. Jalanan pun segera penuh oleh mereka yang ingin segera menjemput anggota keluarganya. Aura kepanikan sedikit terasa saat aku melihat nyaris terjadi tabrakan antara sepeda motor dan sebuah mobil toyota kijang tak jauh dari tempat kami berdiri.

Tak berapa lama kemudian dari radio VHF yang kami bawa, kami mendengar bahwa pusat radio akan segera melakukan pengecekan ke setiap agency kami. Mengingat aku bertanggungjawab untuk IT dan komunikasi, dan kami belum memiliki radio operator sendiri, maka aku segera bersiap untuk melaporkan keadaan kantor saat radio cek nanti. Sebentar kemudian pusat radio mulai melakukan radio cek, berturut-turut dari Alpha Base, Charlie Base, dst. Saat agency kami dipanggil maka segera saya melakukan laporan bahwa kantor dan staff yang ada dalam kondisi baik. Dari radio aku mendengar berturut-turut tiap agency lain melaporkan keadaannya, dan syukurlah dari yang aku dengar semua dalam keadaan baik.

Kemudian aku segera melaporkan gempa yang terjadi ke kantor Banda Aceh, sekaligus juga untuk menukar informasi apakah juga terasa gempa di sana. Dari Banda Aceh aku mendapat informasi bahwa di Banda Aceh hanya terjadi gempa kecil. Berdasarkan hal tersebut aku menduga bahwa pusat gempa tidaklah jauh dari Meulaboh. Dari situs BMG kemudian aku ketahui kalo memang pusatnya hanyalah 17 km sebelah tenggara Meulaboh.

Setelah keadaan tenang, aku kemudian baru merasa lemas, dan aku baru sadar kalo aku sebetulnya juga panik, atau mungkin inilah yang disebut dengan post traumatic (?). Mungkin juga ^^. Tapi syukurlah semuanya dalam keadaan baik hari ini.

"This is not our time gentleman, this is not our time." (meminjam kata-kata Robert E. Lee dalam film God and General saat beliau nyaris terkena ledakan meriam).

(*) ilustrasi gempa bumi, meski perasaan sih gak nyambung sama sekali ^^

Monday, July 18, 2005

Minggu Basah

"Kita harus cari rumah lagi nih, tapi jangan yang bermasalah dengan air seperti kemarin" cetus salah seorang kawanku di rumah kontrakan.
"Iya, betul, dulu kita gak ada air, pam gak jalan, sekarang malah kelebihan, alias banjir, buset dah" sahutku menimpali.
...

Itulah sekelumit pembicaraan pada pagi hari setelah peristiwa pengungsian kami pada malam sebelumnya akibat banjir di rumah. Yap, kami terpaksa mengungsi dari rumah pada malam Jumat minggu kemarin akibat banjir yang menggenangi rumah kami. Minggu kemarin adalah minggu yang basah, hampir setiap hari terjadi hujan yang cukup besar di Meulaboh ini. Padahal pada minggu-minggu sebelumnya selalu panas, hingga 40 derajat celcius di siang hari. Namun, minggu pada kemarin jangankan panas, mataharipun hanya beberapa kali mendapat kesempatan memperlihatkan dirinya.

Pada hari kamis tersebut, mulai dari hari Rabu malam sebelumnya, hujan turun terus menerus sepanjang hari. Kadang memang sedikit terang, meski masih gerimis, tapi selebihnya hujan deras mengguyur. Malam itu aku dan seorang kawan dari Banda Aceh, yang kebetulan menginap di tempat kami untuk sementara, pulang ke rumah, dan mendapatkan rumah kami telah tergenang air hingga 20-30cm. Tidak parah memang, tapi masalahnya semua kasur di rumah kami diletakkan di lantai, tidak menggunakan dipan. Belum rata-rata kawan-kawanku meletakkan hampir semua barang-barangnya di lantai.

Aku dan kawanku memasuki rumah dan mendapati sebuah kasur sudah mengapung, beberapa CD dan DVD, panci, dan beberapa barang lain terlihat mengapung. Kami pun segera mengangkat beberapa barang sebisa kami dan meletakkannya di tempat yang agak tinggi. Meski sudah terlambat. Tak berapa lama kemudian seorang kawan kami yang lain datang, beserta dua orang kawan dari Banda Aceh yang juga bermaksud menginap di tempat kami.
"Gile, kalian kebanjiran? Jadi gak bisa nginap sini dong" kata mereka sambil tertawa.
"Iya nih, kayaknya kami sendiri harus cari tempat lain deh" kata kawanku.

Jadilah mereka kembali ke penginapan mereka, dan kami bertiga membereskan beberapa barang terlebih dahulu sebisa kami. Jam telah menunjukkan pukul 10.24, tapi mobil jemputan tak juga kelihatan. Kalau tidak hujan sih kami tidak masalah jalan kaki ke rumah 1 (tempat penginapan bila ada staff datang). Berhubung hujan masih cukup deras, terpaksa kami menunggu mobil kantor untuk menjemput (mengevakuasi) kami ke rumah 1.

Tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti dan "Oy, ngopo kowe? Kebanjiran yo?". Terdengar suara orang dengan logat jawa yang cukup aku kenal baik. Anak yogya, staff dari agency tetangga kami, yang tak jauh dari tempat kontrakan kami. Mereka pun menawarkan untuk membawa kami ke rumah 1 dengan mobil mereka. Fiuhh, untung juga, jadi kami tidak perlu menunggu lebih lama. Terlebih dengan adanya para lintah (Betul, l i n t a h, yap, bukan lintah darat, tapi lintah beneran..) yang mulai melancarkan serbuan memasuki rumah, kami tidak ingin lebih berlama-lama lagi berada di situ.

...

Hari minggu kemarin kami pun beres-beres rumah, dan menjemur baju, kasur, dan barang-barang lain yang basah. Korban materi pun lumayan banyak, mulai dari charger hp, charger radio, baterai cadangan, buku-buku, dll. Meski demikian salah seorang kawan kami berujar masih untung hanya korban materi, masih bisa diganti, masih jauh lebih baik daripada kena tsunami, demikian katanya. Memang betul yang dikatakannya, banjir ini masih belumlah ada apa-apanya dibandingkan tsunami yang melanda kawasan ini pada akhir tahun lalu.

Meulaboh, 18 Juli 2005

For Hotel Delta Base crew, thanks for your help ^^ Nice

Monday, July 11, 2005

Computer Addict

Oh my God* .. ! Itulah kata-kata yang sekejap terlintas di benakku ketika aku terjaga pagi ini. Kenapa? Masalahnya adalah ketika aku terjaga di antara alam mimpi dan dunia nyata (ceileee). Ketika itu aku merasa melihat jam ku, 07.10, "OK, waktunya mandi, mana nih tombol next nya" batinku. Dalam benakku terbayang aku mencari-cari tombol next, dan ... "Oh my God". Seketika aku terjaga, dan sedikit tertawa memikirkan apa yang barusan terjadi.

Pertanyaannya adalah "Apakah aku sudah sedemikian kecanduannya akan komputer?" ("Am I really addicted to computer?"). Sejenak aku kembali mengingat apa yang ada di benakku ketika itu. Aku teringat jelas dalam benakku "OK, aku harus mandi nih", dan dalam bayanganku diantara sadar dan tidak tanganku menggerakkan tombol mouse, mencari-cari tombol next. Maksudnya tombol next untuk mandi. Aku tertawa mengingat ini, sekaligus juga sedikit khawatir kalau aku sudah benar-benar kecanduan komputer.

Tapi sepertinya menarik juga bila kehidupan ini semuanya dapat kita jalankan hanya dengan mengklik tombol next, yes or no, confirm, ok ... ^^
Kebayang ada keluar jendela pop up: "Are sure want to take a bath?" Lalu ada tombol pilihan "Yes" dan "No". Kita klik "Yes", kemudian muncul jendela progress bar menandakan sejauh mana pekerjaan tersebut diselesaikan. "10%, 20%, 30%, ..., and 100% done!". Muncul jendela pesan baru "You already take a bath. Proceed to main menu?" dan seterusnya.

Bahkan dalam hal pekerjaan mungkin, "Are you sure to take this job?" "Yes or No". Bahkan yang paling ekstrem, suatu hari muncul kotak pesan di layar kita "You already in the end of your life. Goodbye and nice to meet you." Tidak ada tombol apapun lagi, hanya ada pesan di bawahnya "Your system will be shutdown in any minute."

Ah, jadi ngelantur, tapi menarik bukan? Alangkah mudahnya bila semua aksi dalam kehidupan kita dapat kita kendalikan dari command post kita, dari otak kita. Kita hanya perlu membuat pilihan-pilihan di otak, dan kita tidak perlu benar-benar pergi atau melakukan sesuatu. Semuanya terjadi hanya dalam sebuah kotak seperti Internet Explorer, dan kita hanya melihat semuanya, seperti bermain CM (Championship Manager**). Bahkan mungkin kita bisa merestart kembali bila ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita.

Mungkin bila kehidupan ini berjalan seperti itu, kita akan lebih banyak menjumpai risk taker dan petualang dalam kehidupan kita. Kita bisa merestart bila tidak sesuai, jadi kenapa takut? Begitulah kira-kira. Akan tetapi sayang kehidupan tidaklah seperti itu. Kehidupan adalah seperti panah yang sekali dilepaskan dari busurnya hanya dapat bergerak ke satu titik menuju tujuannya, tanpa dapat bergerak kembali. Ataukah tidak?

Di lain pihak mungkin sisi baiknya bila kehidupan berjalan seperti itu, seperti bermain CM di layar komputer, adalah kita dapat menjadi pihak ketiga yang melihat karakter yang kita mainkan. Dalam beberapa titik di kehidupan kita, saya rasa kita perlu bersikap seperti itu. Kita ambil sedikit jarak, terlepas dari karakter kita, dan melihat diri kita dari luar diri kita. Saya rasa hal ini baik untuk kita berpikir lebih jernih, dan mungkin melepaskan diri dari kepenatan kita. Bukankah hidup ini adalah mengenai pilihan? Setiap saat dalam hidup kita, kita membuat pilihan-pilihan. Dimana satu pilihan yang kita buat akan membawa kita ke pilihan yang lain, hingga ke ujung akhirnya "Game Over".

Hanya bedanya dalam kehidupan nyata kita, semuanya terjadi secara real time***, kadang kita tidak mempunyai waktu untuk menimbang semua pilihan kita. Berbeda tentunya bila kita bisa melakukan pause**** dan berpikir sejenak. Akan tetapi itulah kehidupan kita, real time. Bagaimana kita dapat membuat pilihan yang terbaik dalam setiap saat? Menurut saya hanya ada satu cara, berlatihlah membuat pilihan!. Seiring dengan berjalannya waktu tentu kita dapat membuat pilihan dengan baik. It's human nature. Pertama kali saya bermain Warcraft III*****, semuanya harus saya hapal, tapi seiring semakin sering bermain, semua pilihan dan apa yang harus saya lakukan dapat berjalan dengan otomatis sepanjang permainan, saya tidap perlu berpikir lagi.

Kurang lebih begitu pulalah kehidupan ini. Mungkin bagi beberapa orang, lebih baik kita melakukan segala sesuatu dengan teratur dan terencana, semuanya harus kita pikirkan benar-benar. Itu bagus tentunya, tapi saya rasa kehidupan ini terlalu singkat untuk itu. Bila kita harus memikirkan semuanya, ada dua kemungkinan: kita memiliki kehidupan yang sempurna, atau kita mempunyai rencana yang sempurna, tetapi kita kehabisan waktu. Perfect plan, but it's too late = useless. "Good plan today is better than a perfect plan tomorrow!" kata George S Patton. Saya setuju dengan beliau, kita ambil pilihan yang terbaik saat ini, dan jalani.




by a Computer Addict,

Meulaboh, 11 Juli 2005


* Oh my God : diucapkan dengan o mai got, bukan o mai gat. Dengan sedikit aksen Irish. Kenapa? Hanya kedengarannya lucu, saya mendengar ini dari orang Irish rekan di kantor. Funny ^^
** Championship Manager : game permainan sepakbola di komputer, dimana kita mengatur sebuah tim sepakbola, mulai dari jual beli pemain, sampai strategi/pola permainan. Kita hanya perlu memainkannya dengan mengklik pilihan-pilihan di layar.
*** realtime : game yang bersifat kontinyu, kita dan lawan melakukan permainan secara seiring, tidak bergantian. Bila kita lambat sangat mungkin lawan mendahului kita.
**** pause : dalam game istilah ini berarti salah satu pemain menghentikan permainan sejenak.
***** Warcraft III : game strategi, dimana kita memainkan satu ras, dalam satu peta. Kita dituntut untuk membangun pasukan, mencari sumber daya, dan bertujuan untuk menghancurkan musuh kita secepat mungkin. Game ini bersifat realtime.

Image Windows XP Shutdown : This image are belong to it's respective owner, Microsoft.

nb: Untuk yang berulangtahun hari ini, Happy birthday sist ^^

Sunday, July 10, 2005

1 2 3, angkat ... !

Duh, capeknya diriku hari ini. Akhirnya setelah beberapa minggu non stop tanpa refreshing, ceileee, kesannya bener-bener kerja keras, padahal sih nyante aja, cuman emang sih gak ada hiburan selain nonton DVD di komputer and dengerin lagu, garing gak sih. Anyway, akhirnya kami jalan-jalan juga ke pantai, pantai Sinagan. Sebetulnya ini jalan-jalan yang kedua selama di Aceh. Ketika di Banda Aceh kami juga jalan-jalan cukup jauh, Tsunami Tour, kalo kata ex bos IT kami di Banda Aceh. (You already in Norway bos? nice to be back home again eh? good luck ^^).

Jadi ingat ketika di Banda Aceh, waktu itu karena menunggu jatah pesawat ke Meulaboh, aku harus transit 3 hari di Banda Aceh. Kebetulan waktu itu bos IT kami di Banda Aceh akan pulang ke kampung halamannya di Norway, karena kebetulan kontrak dengan kami sudah habis, dan dia ingin pulang. Oleh karena itu, jadilah aku dan orang-orang IT lain diajak jalan-jalan, makan dsb. Cukup asik. Banyak hal menarik ketika itu, apalagi bagiku ini adalah pengalaman baru pergi jauh dari kampung halaman. Di samping itu juga, 3 minggu terakhir sebelum itu benar-benar masa yang melelahkan, maklum aja mesti beresin kerjaan di kantor lama, dan pindahan rumah, capek banget rasanya. Sehingga rasanya senang sekali bisa jalan-jalan, sekedar melepas penat.

Salah satu hal yang paling menarik adalah adanya sebuah kapal di tengah kota Banda Aceh. Yap, betul, kapal di tengah kota. Dan bukan sekedar kapal, tapi kapal yang cukup besar, kapal itu merupakan salah satu kapal pembangkit listrik untuk Aceh, PLTD Apung. Duh, sayang tidak ada fotonya. Yang cukup mengagumkan adalah kapal tersebut terdampar jauh di daratan, mungkin sekitar 3 km dari pantai, tapi tidak mengalami kerusakan berarti. Adanya kapal ini di tengah kota menjadikan banyak orang tertarik untuk melihat tempat ini, sehingga cukup ramai. Dan kemarin aku baca koran Serambi, ada pasangan yang mengadakan pernikahannya di atas kapal ini. Menarik juga.

Kembali ke Meulaboh, hari ini kami oleh Head of Office kami diajak ke pantai untuk refreshing. Jadilah kami rombongan satu mobil pergi ke pantai. Sepanjang perjalanan menuju ke pantai, aku banyak melihat bekas-bekas tsunami dan juga gempa bumi. Banyak masih kami melihat tenda-tenda dan bangunan darurat di sepanjang perjalanan kami ke sana. Cukup suram. Tapi ketika kami sampai ke pantai, semua kesan suram itu terhapus akan keindahan pantai di sana. Sebetulnya dibandingkan dengan pantai Parangtritis di Yogya, pantai Kuta di Bali, memang masih kalah indah. Akan tetapi yang membuat tempat ini menarik adalah tempatnya yang masih asli dan sepi. Sehingga seolah-olah pantai tersebut adalah milik kami, dan dapat kami nikmati sepuasnya.

Menurut bapak-bapak driver yang mengantar kami ke pantai, sebetulnya garis pantai tersebut dulunya bukan di situ, tapi akibat tsunami sehingga garis pantainya lebih ke dalam sekitar 400-500 meter. Aku ingat di Banda Aceh driver kami juga menyebutkan hal yang sama, bahkan di beberapat tempat pantai masuk hingga 1 km lebih.

Ketika kami sampai, segera kami mencari tempat untuk nongkrong. Entah dapat ide darimana, Field Officer kami mengajak untuk mengangkat satu balok kayu besar untuk duduk. Buset dah, kayunya cukup besar bow ^^. Jadilah kami yang cowok-cowok, berenam, mengangkat balok tersebut. 1 2 3, angkat ...!, kata bos kami memberi aba-aba dengan aksen yang aneh, maklum bukan orang Indo. Lumayan jauh juga kami mengangkatnya, sekitar 70-80 m. Cukuplah untuk pemanasan dan bikit perut makin laper.

Segera setelah mengatur letak balok tersebut. 2 orang dari kami segera melepas baju dan langsung berlari menuju pantai dan langsung mencebur di antara ombak. Buset dah, batinku, dasar orang bule .. ^^. Tapi mereka berdua memang kelihatan cukup jago berenang, di antara ombak itu terlihat mereka asik berenang bolak-balik ke pantai. Duh sayang aku gak bisa berenang, jadi pengen. Jadilah aku dan seorang kawan hanya bermain ombak di tepi pantai, tapi cukuplah membuat kami basah kuyup dan penuh pasir ^^. Menyenangkan. Teman kami yang dari Irlandia hanya tertawa melihat kami dan asik mendengarkan lagu dari iPod nya. Ketika aku tanya apa dia mau berenang juga, dia tertawa dan menjawab "not a f****in way". Setelah itu dia menjelaskan kalau dia sebelumnya pernah kesitu dan terseret ombak cukup jauh, nyaris tenggelam, tapi untung ada teman-teman lain yang jago berenang dan menyelamatkannya. Mendengar itu aku jadi berhati-hati untuk tidak bermain ombak terlalu jauh.

Kami juga mengadakan permainan bola kecil-kecilan, yang kembali membuat kami penuh pasir akibat jatuh bangun di tepi pantai yang berpasir tersebut. Ketika hari menjelang siang kamipun makan siang di tepi pantai tersebut. Nasi dengan ikan goreng dan udang bakar, terasa agak aneh bercampur sambal dan pasir maupun garam. Tapi berhubung kami semua sudah kelaparan jadi kami makan saja ^^.

Selepas makan, kami pun beranjak pulang. Terlihat beberapa mobil, baik dari NGO lain, maupun mobil pribadi mulai berdatangan. Kata temanku memang kalau sore pantai ini sudah mulai ramai, apalagi malam sabtu atau malam minggu seperti ini.

notes: Gambar di atas bukan gambar pantai Sinagan, hanya aku ambil secara acak dari internet, sekedar ilustrasi ^^

Meulaboh, 10 July 2005

Memancing Dengan Umpan Kecil

Pelajaran akan hidup tidak ada hubungannya dengan gelar dan jabatan. Pagi ini aku terlibat perbincangan dengan salah seorang staff kami, seorang security. Mula-mula kami membicarakan akan kontrak beliau yang sedang diperbarui. Kontrak tersebut seluruhnya menggunakan bahasa Inggris. Yang kemarin beliau meminta saya menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Dalam perbincangan tersebut saya mengungkapkan keheranan saya dan atasan saya kenapa kontrak tersebut dalam bahasa Inggris seluruhnya, mengingat Bapak tersebut tidaklah bisa menggunakan Bahasa Inggris sama sekali. Kami pikir minimal kontrak tersebut harus dibuat rangkap dua, 1 bahasa Inggris, dan 1 dalam bahasa Indonesia.

Saya tanya ketika itu ketika menandatanganinya apa beliau mengerti apa yang tertera dalam kontrak tersebut. "Yang saya tahu sih cuman angkanya, hahaha" katanya seraya tertawa. Saya pun tertawa mendengar jawaban Bapak tersebut. Dari pembicaraan ini kami kemudian berbincang mengenai banyak hal. Mulai dari panasnya udara di Meulaboh ini, hingga ke banyak hal lain.

Salah satu hal yang menarik adalah ketika beliau berbicara mengenai pengalaman kerjanya. Ketika dulu bagaimana dia mulai dari bekerja dari bengkel dan kemudian bekerja di suatu perusahaan listrik. Beliau mengungkapkan sebetulnya bila dilihat dari pendapatan, ketika bekerja di perusahaan listrik ini justru pendapatannya lebih kecil daripada sebelumnya. Kenapa dia mau bekerja di perusahaan listrik tersebut, adalah karena beliau merasa perlu untuk menambah pengalaman dan keahliannya. Di samping itu beliau juga percaya bahwa karir adalah bersifat akar mengakar seperti mata rantai. Dengan bekerja di perusahaan listrik ini, disamping mendapatkan pengalaman baru, beliau juga berharap untuk memperluas pergaulannya. Kalau istilah kerennya menambah koneksi. Dan memang menurut beliau setelah beberapa lama bekerja di sana, beliau pun mulai mendapatkan kenalan dan pekerjaan-pekerjaan baru, seiring dengan itu pendapatannya pun bertambah.

Beliau juga menekankan akan pentingnya untuk mengatur penghasilan kita dan menabung semampu kita. Bagian mana yang harus kita gunakan untuk orang lain, seperti misalnya untuk keluarga kita. Bagian mana yang harus kita tabung, dan mana yang harus kita gunakan untuk keperluan kita. Beliau juga mengingatkan akan pentingnya memberikan sebagian penghasilan kita untuk keluarga, terutama orangtua kita. Bukan jumlahnya yang penting, tapi maknanyalah yang penting, ungkap beliau. Lebih bagus bila kita mungkin memberikannya dalam bentuk barang atau sesuatu yang kita tahu sedang dibutuhkan. Ini merupakan tanda perhatian terhadap keluarga, dan di lain pihak juga untuk menunjukkan bahwa kita telah benar dapat hidup mandiri.

Mengenai pekerjaan beliau juga menambahkan agar kita tidak takut menjalani pekerjaan kita, selama itu halal. Karena beliau yakin apapun yang kita lakukan akan membawa kita ke suatu tempat. Pengalaman yang telah kita alami suatu ketika akan memberikan manfaatnya yang besar tanpa kita sadari. Mulanya mungkin kecil dan kelihatan sepele, tapi siapa yang tahu kemudian hari. Beliau mengungkapkannya dengan kata-kata 'dengan umpan kecil mendapatkan hasil yang besar'. Mungkin ini sebenarnya pepatah dari bahasa Aceh, yang bila diterjemahkan mungkin tidak pas. Tapi maknanya kurang lebih dapat saya tangkap.

Orang bisa mendapatkan gelar dan jabatan yang tinggi, tapi dalam hal pelajaran hidup, setiap orang saya percaya memiliki pengalaman dan pelajarannya masing-masing. Masalahnya adalah bagaimana kita bisa belajar dari pengalaman dan pelajaran orang lain.

Sekali lagi : "stay hunger, stay foolish"

Sunday, July 03, 2005

Awal Sebuah Perjalanan


Semilir udara pagi terasa sejuk mengalir di kedua belah sayapku. Kusapa mentari yang mulai malu-malu menyinarkan cahayanya.
"Hai sang surya, bagaimana dengan istirahatmu tadi malam?"
"Istirahat? Ah sahabatku, aku tidak mengenal kata istirahat. Bila aku beristirahat kehidupan akan berhenti di bumi. Mungkin suatu hari nanti aku bakal beristirahat, tapi tidak sekarang" ujar mentari lembut.
"O begitukah?" sahutku, sejujurnya aku tidak mengerti apa yang dikatakannya.
"Sudahlah sahabatku, tidak usah dipikirkan" katanya sambil tersenyum lembut, mengerti dengan kebingunganku.
"Maafkan aku, aku memang tidak paham dengan ucapanmu. Yang aku tahu tanpa dirimu pohon-pohon tidak dapat tumbuh, bunga-bunga tidak akan mekar, buah pun tidak akan ada. Dan aku tidak dapat makan. Aku mengerti tanpa dirimu, kami tiada."

"Hmm, bagus, rupanya sahabatku ini seorang pemikir juga" sahut mentari dengan senyumnya.
"Tidak, aku hanya melihat apa yang terjadi di sekitarku saja" jawabku.
"Ya, bagus untukmu" sahut mentari lagi.
"Tapi aku tidak mengerti kenapa engkau bilang tidak pernah beristirahat. Benarkah itu? Aku rasa setiap makhluk pasti membutuhkan istirahat"
"Haha, rupanya rasa ingin tahumu besar juga. Hmm, anggap saja waktu istirahatku masih amat sangat lama. Waktuku berbeda dengan dirimu sahabat" jawabnya tetap penuh teka-teki.
"Ya, aku tetap tidak paham, tapi aku juga sedang tidak ingin banyak berpikir, sudahlah. Aku hanya ingin menikmati suasana pagi ini" jawabku. Pagi ini memang aku tidak ingin sudah harus banyak berpikir, aku hanya ingin menikmati suasana saja.

"Bagus untukmu" katanya sambil tersenyum. "Banyak makhluk yang selalu berpikir sepanjang hidupnya, tapi tidak pernah berhenti sejenak saja untuk merasakan dan menikmati keajaiban yang ada di sekitarnya. Ambil dan gunakan waktumu, karena bila tidak dia akan lewat begitu saja"
"Mendengar bicaramu, engkaulah yang pemikir, bukan aku" kataku sambil tersenyum.
"Hahaha, benar-benar. Sudahlah, aku tidak akan mengganggumu lagi sahabat. Teruskan perjalananmu. Kemanakah engkau akan pergi?"
"Aku akan terbang ke barat, kudengar ada kawanan yang akan terbang ke selatan. Mungkin aku bisa bergabung"
"Engkau hendak pergi? Tidakkah engkau memiliki kehidupan yang cukup nyaman di sini sahabatku?"
"Benar, engkau benar. Di sini aku sudah cukup nyaman. Aku mempunyai banyak . Daerah ini juga sudah aku kenal dengan baik. Mencari makanpun aku tidak berkesusahan. Tapi aku merasa ada yang kurang. Dan aku ingin pergi ke tempat lain, menemukan apa yang kurang dari diriku ini"
"Begitu. Tidak banyak yang seperti engkau sahabat. Baiklah, bila itu yang menjadi kata hatimu, ikutilah sahabatku. Aku ada di atas sini melihatmu, dan kuharap engkau mendapatkannya" katanya tersenyum.
Lagi-lagi aku merasakan teka-teki di balik senyumnya. Tapi sudahlah, dia memang selalu begitu. Mungkin juga benar apa yang dibilangnya, bahwa waktunya berbeda dengan diriku. Tiada satu makhluk pun yang tahu berapa umurnya sebenarnya. Ketika ditanya dia hanya akan tersenyum, dan berkata lebih dari yang dapat kalian bayangkan. Jadi bila memang dia sudah ada begitu lama, mungkin dia sudah memiliki kebijakan yang lebih dari kami semua. Begitulah, selalu misterius. Lebih misterius daripada sang rembulan di malam hari.
"Baiklah, selamat jalan sang surya" kataku."Selamat jalan juga sahabatku" katanya sambil berlalu.

Sekilas masih kudengar rumpun pepohonan di kejauhan mengucapkan salamnya kepada mentari pagi. Kukepakkan sayapku sedikit lebih kuat, dan akupun berlalu.


Cerita ini baru dimulai, kita akan kembali melihat perjalanan sang 'aku' berikutnya ...

Saturday, July 02, 2005

1st week in Meulaboh

Duh, rasanya kangen deh dengan buku-bukuku. Agak menyesal juga kemarin waktu kesini gak bisa bawa banyak buku. Mana malam mingguan jauh dari kampung halaman, di kota yang masih berusaha bangun dari kesakitannya. Ya, Meulaboh dahulunya kota yang besar, kata orang disini sih, aku belum pernah kesini sebelumnya. Semenjak bencana 26 Des 2004, kota ini sekarang memang sudah jauh lebih baik. Di sini kita sudah cukup mudah mencari barang-barang kebutuhan kita. Jalanan pun sudah ramai. Tetapi tetaplah belum bisa disamakan dengan Banda Aceh. Di Banda Aceh sudah banyak tempat makan yang bisa kita kunjungi. Lagipula di Banda Aceh kita sudah bisa lebih bebas berjalan-jalan tanpa perlu mengikuti banyak prosedur seperti di sini.

Sepertinya aku mulai merasa agak bosan juga disini. Karena praktis disini kami tidak bisa kemana-mana, lagipula karena masih dianggap daerah bencana kami juga tidak bisa berjalan-jalan seenaknya. Terpaksa deh aku lebih banyak di kantor atau di rumah, mencari kesibukan dengan laptopku, eh pinjeman dari kantor sih sebenernya ^^. Duh, sayang deh gak bawa banyak buku (lagi lagi dech ^^).

Tapi aku merasa bersyukur juga dengan kepergianku kemari. Banyak pengalaman baru yang aku dapat disini. Bertemu dan bergaul dengan orang-orang baru. Saat ini selain orang Meulaboh, di sini juga banyak expatriat (bule, kalo orang inggris bilang), banyak juga orang dari berbagai tempat di Indonesia. Kadang juga bahasa menjadi hambatan di sini. Sering ketika menemani bosku yang orang rusia ke lapangan, aku harus menjadi penterjemah. Kadang juga lucunya terjemahannya tidak sekali tapi dua kali. Pernah kejadian kami pergi ke lapangan, kami harus bicara dengan orang setempat yang empunya rumah. Eh rupanya beliau tidak lancar bahasa Indonesia. Alhasil setiap bosku bicara, aku terjemahkan ke bahasa Indonesia, kemudian oleh driver kami diterjemahkan lagi ke bahasa Aceh. Menarik, dan sedikit lucu. Mana kadang aku juga terjemahan bahasa Inggrisnya ngawur, hahaaha. Kalau mendengar sih lumayan lancar, giliran aku harus terjemahkan balik ke bahasa Inggris pasti gelagapan deh. Hehe.

Aku merasa bersyukur juga karena dengan begini aku mendapatkan suasana baru. Meskipun kalo dari sisi pekerjaan cukup melelahkan. Tidak berat, tapi karena kami masih di daerah berstatus emergency, jam kerjanya lumayan banyak. Kami harus standby di kantor dari jam 8 pagi s.d. jam 7 malam dari hari Senin s.d. Sabtu. Tapi kalo dipikir juga ketika di Bandung justru lebih melelahkan. Memang jam kerja waktu di Bandung hanya jam 8 sampai jam 5, tapi bila dihitung juga perjalanan wah, dari jam 6 pagi sampai jam 8 malam. Lebih capek deh.

Senangnya juga banyak peralatan baru yang aku temui disini. Bahkan ada alat-alat IT yang sebelumnya aku belum pernah lihat sama sekali ^^. Jadi kadang aku merasa gaptek juga disini, hehe. Di sini radio menjadi sarana komunikasi utama selain selular. Akupun jadi harus belajar komunikasi radio. Keren juga, karena tiap kami disini mempunyai callsign sendiri. Kayak di film-film hollywood deh. Bravo Foxtrot one to Bravo Charlie Three dst ..., keren, meski kadang sebel karena musti nginget callsign orang ^^.

Ada pengalaman menarik juga dengan salah seorang security di sini. Beliau cukup ramah, banyak bercerita. Dan aku rasa sangat terbuka. Seringkali sih kami di IT direcoki oleh beliau, bertanya gimana pake komputer, apa ini, apa itu. Yang menarik dari beliau menurutku beliau, meskipun sudah cukup berumur, tapi tidak segan untuk bertanya ke kami-kami ini yang jauh lebih muda dari beliau. Keterbukaannya untuk menyerap hal baru seperti anak kecil lah yang menarik. Kadang kita yang sudah merasa 'tua' sering merasa gengsi bila harus bertemu hal baru. Seperti diriku juga, baru kepala dua, tapi udah sering gengsi bila harus bertanya ini itu tentang teknologi baru. Ya, seperti jadi diingatkan juga bahwa kita senantiasa harus siap belajar dan mengakui keterbatasan kita. Keterbatasan adalah hal yang wajar bagi kita manusia, jadi kenapa malu ^^. Kata Steve Jobs juga: "stay hunger, stay foolish". Kurasa kata-katanya cocok untuk konteks ceritaku ini.

Begitulah kisahku hari ini, eh minggu ini. We'll see again lah.

Dari kantor yang mulai sepi,

Meulaboh, 2 Juli 2005

Terimakasih Tuhan, telah membawaku ke pengalaman baru dan menyapaku ... .

Thursday, June 30, 2005

Hidup Adalah Mengenai Pilihan

Ini adalah salah satu hal yang selalu saya katakan kepada teman-teman saya. Mudah diucapkan, tapi sukar untuk diterapkan ^^ Trust me, hehe. Hingga saat ini sering saya mengalami yang dinamakan kebimbangan. Pada saat tertentu saya sering bimbang dengan apa yang telah saya lakukan dan pilih. Saat-saat ini merupakan salah satu titik dimana saya mengalami sedikit keraguan akan pilihan saya.

Ini dimulai beberapa hari yang lalu ketika saya sedikit mengalami keraguan akan pilihan saya untuk berangkat ke Aceh ini. Beberapa proses birokrasi yang menyebalkan yang harus saya jalani, saya memang tidak suka birokrasi dari dulu ^^, membuat saya sedikit ragu. Karena salah satunya saya berharap saya sedikit menemukan kebebasan di tempat ini. Tapi ternyata arghhh, f***in birocracy. Ketemu lagi deh. Haha.

Tapi sungguh kebetulan berturut-turut saya mendapatkan/menemukan beberapa hal yang menarik sehubungan dengan hal ini. Yang pertama adalah motto menarik dari kawan sepenerbangan saya ke Banda Aceh "Kenapa kita harus membuang waktu untuk hal yang kita tidak bisa campur tangan?" (Baca blog saya sebelum ini: "Flying with Twin Otter"). Sungguh menarik apa yang saya dapat ketika itu, ini memberikan saya pelajaran bahwa apa yang terjadi di sekitar kita, kita dapat memilih untuk merasa tenang dan bahagia.

Hal yang kedua adalah email dari seorang kawan saya, my ex office partner ^^ (hi there, how are you?). Dalam email nya dia memberikan cerita, mengenai 2 buah biji tumbuhan. Berikut ceritanya yg saya sadur secara bebas:

Biji pertama merasa dia harus mencoba untuk tumbuh menjadi besar. Dia kemudian mulai menanamkan ototnya ke dalam tanah kuat-kuat. Dia juga mulai menumbuhkan pohonnya ke atas, memunculkan dahan, ranting, dan daunnya. Setelah beberapa saat dia tumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat.

Biji kedua merasa takut dan bimbang. Dia merasa kuatir bila dia mencoba menanamkan akarnya, akarnya akan rusak karena membentur bebatuan, dan mungkin hewan-hewan tanah akan memakan akarnya. Demikian pula bila dia menjulurkan dahan dan daunnya, hewan-hewan akan memakan daunnya dan mematahkan sayapnya. Setelah beberapa saat ada seekor ayam mengais tanah tempat dia berada, menemukan dirinya, dan mematuknya untuk dimakan.


Dalam pandangan saya memang apa yang dikuatirkan oleh biji kedua tersebut mungkin terjadi. Apa yang dialami biji pertama adalah hal yang menggembirakan. Akan tetapi tetap ada kemungkinan biji pertama mengalami nasib yang tidak lebih baik juga. Misalnya ketika masih kecil dia dicabut beserta akar2 nya oleh seseorang? Tetapi saya juga tetap akan mencoba untuk bersikap seperti biji pertama tersebut. Karena menurut saya lebih baik mati dalam berusaha, daripada mati karena diam saja. ^^ Tentunya kita berharap yang terbaik, akan tetapi mengenai hal lainnya, kita serahkan saja pada yang diatas. Why worried?

Hal ketiga adalah blog seorang rekan saya (mewarnaihidup.blogspot.com) dengan judul Hidup adalah pilihan (kalo gak salah sih). Silakan dibuka dan dibaca sendiri (eh oops, gapapa kan kaka'?). Kebetulan sekali berkenaan dengan apa yang sedang saya pikirkan. Dalam beberapa saya setuju mengenai apa yang dipaparkan dalam blog tersebut ^^. Menarik, truly.

Hal keempat adalah email dari kakak saya (You really have perfect timing in sending your email ^^ Thank you, means a lot for me.). Email dari kakak saya tersebut adalah mengenai penuturan Steve Jobs (pendiri Apple, Pixar, and NeXT) berjudul "You've got to find what you love"). Artikel tersebut tidak akan saya tulis disini. Karena terlalu panjang dan saya rasa saya tidak berhak untuk mengutipnya. But hopefully you could find it here: http://news-service.stanford.edu/news/2005/june15/jobs-061505.html.

Steve Jobs menceritakan mengenai 3 hal: Connecting the Dots, Love and Loss, dan Death. Inti dari Connecting the Dots adalah setiap pengalaman dan pelajaran yang kita dapat pastilah akan berguna di kemudian hari, bahkan mungkin di saat ini kita belum melihat hubungannya. Inti dari Love and Loss adalah mencari apa yang kita kita cintai, dan kita tidak perlu kuatir bila kita menemui halangan. Inti dari Death adalah untuk menjalani hari demi hari bagaikan hari ini adalah hari terakhir bagi hidup kita. Dan dalam ceritanya Steve menekankan bagi kita untuk mengikuti intuisi dan kata hati kita. Karena hidup ini terlalu singkat untuk dilewatkan dengan berusaha menjadi orang lain.

Sangat menarik, cerita-cerita tersebut semakin menguatkan saya untuk meraih apa yang saya pingin raih disini. Kata hati saya yang mengatakan bahwa saya perlu mencari pengalaman baru di tempat baru lah yang membawa saya ke tempat ini. Saya berharap tentu saja untuk berakhir manis seperti biji pertama tersebut. Tapi dalam menjalaninya saya akan menikmatinya. Satu hal lagi, meminjam kata-kata Toshi dalam komik Shoot, "seberang tembok yang aku harus seberangi ada di sana". Dan saya yakin saya dapat menyeberanginya. God please keep me!

Another malam malam ngelantur, kesepian di rumah ...

Meulaboh, 29 Juni 2005, 21.52

For someone there that still wait for me, thanks for trusting and supporting ...

Wednesday, June 29, 2005

Flying using Twin Otter (?)

Twin Otter (?) bener gak ya nulisnya? Hari ini aku jadi berangkat dari Banda Aceh to Meulaboh. Akhirnya pertanyaan ini terjawab juga: "makhluk apakah twin otter itu?". Semenjak aku dapat berita kalo jalur Aceh Meulaboh sebaiknya ditempuh via udara, yaitu menggunakan twin otter atau helikopter. Aku selalu bertanya-tanya, makhluk apakah twin otter ini, maklum udik, belum pernah tau yang namanya twin otter, hehe. Ternyata makhluk ini berupa burung besi berkapasitas 15 orang. Gak gitu gede sih, tapi justru asik, karena dia juga tidak terbang tinggi, jadi pemandangan di bawah masih bisa terlihat dengan jelas.

Waktu lepas landas di bandara Blangbintang, Aceh, jujur rada jantungan juga, karena suara mesinnya yang rada-rada menyeramkan. Manalagi dari tempatku duduk, di bagian kanan, dekat sayap, aku dapat melihat dengan jelas baling-baling di sayapnya yang mulai berputar dengan kencang. Sedikit pikiran negatif menyelinap di otakku, "kalau baling-baling itu lepas, terpental ke arah kabin, duh, gak kebayang deh, baling-baling segede itu dengan putaran sekencang itu pasti dengan mudah akan merobek kabin pesawat beserta segala isinya." Tiba-tiba aku teringat sekilas percakapanku dengan orang-orang sederetku di pesawat dalam penerbangan Jakarta-Banda Aceh sebelum ini:

"You seems to be afraid miss" kata orang kanada di sebelah kiriku ke cewek di sebelah kananku. Ya semenjak dari transit di Medan kami bertiga banyak bercakap-cakap. Tapi ketika pesawat mulai naik turun, katanya sih turbulence, cewek di sebelahku diam, dan hanya menunduk. Jadi wajar kalo kami mengira dia agak ketakutan. Jujur perutku juga mulai terasa sedikit mual. Hehe.
"Me? Oh, no no. I just feel so tired. I didn't get enough rest this week" sahut cewek di sebelahku itu sambil tersenyum. "And how about you? You are not afraid?" sambungnya.
"Hmm, nah, why I have to bother and waste my time for something that I cant resolve. I just could trust the pilot and God" katanya sambil tersenyum.

Kami bertiga pun tertawa mendengarnya. Lucu, tapi membuatku merenung juga. Betul juga sih, kenapa kita harus membuang-buang waktu untuk hal-hal yang kita tidak bisa campur tangan. Seperti dalam percakapan tadi. Jelas kami penumpang pesawat, hanya dapat mempercayakan keselamatan kami kepada pilot dan segenap crew yang lain. Praktis kita tidak dapat berbuat sesuatu apapun untuk mencegah terjadinya hal yang tidak kita inginkan. So why bother? Kenapa kita harus membuang waktu dan kesenangan kita untuk hal-hal seperti itu? Hehe.

Dalam penerbangan menggunakan Twin Otter ini aku kembali teringat percakapan tersebut. Teringat hal ini membuatku tersenyum, sembari berdoa sedikit, "God keep me, thank you". Sehabis aku berpikir seperti ini perasaan menjadi lega, dan akupun mulai dapat melihat pemandangan lagi dengan gembira. Ya, kenapa harus kuatir, nikmati aja, hehe. Untuk diketahui, saya termasuk orang yang takut ketinggian, I hate it so much, hehehe. Tapi ternyata aku bisa juga menikmati penerbangan, sesuatu yang dari dulu sebetulnya aku takuti, hehehe. (Ya kakak, aku sebetulnya takut terbang)

Terbang sedikit di atas awan, memandang ke bawah, deretan sawah, rumah, dan jalan terlihat kecil, seperti melihat miniatur saja. Tapi aku juga jadi merasa sangat kecil, dibandingkan dengan alam ini, aku hanyalah sebutir pasir tidak berarti di tepi samudera alam. Aku pikir kadang betapa naifnya aku ini, merasa telah mampu mengatasi segalanya, tapi alam tetaplah menyimpan kekuatan yang maha dahsyat. Yang kita manusia belumlah mampu memahaminya, apalagi menguasainya.

Terlebih dari atas terlihat jelas, garis pantai dan bagian daratan yang porak poranda dan diubah oleh bencana maha dahsyat 26 Desember 2004 lalu. Alam ini masih lah menyimpan kekuatan yang maha dahsyat, terlalu naif bila kita bilang telah mampu menguasai alam ini. Atau mungkin kita yang salah arah? Mungkin kita tidak dituntut untuk menguasai, tapi menyelaraskan diri dengan alam? Begitukah? ....

Sedikit catatan perjalanan, dari pikiran yang mulai ngelantur,

Meulaboh, 28 Juni 2005, 21.40

Saturday, June 25, 2005

1st Day in Aceh

Wow, hari pertamaku di bumi NAD ini sudah langsung disambut dengan gempa di pagi hari. Kata temen sekamarku, "it's kind of welcoming message", hehehe. Deg-degan juga sich. Mana masih capek nich, bayangin aja semenjak mendapat kepastian penempatan di Meulaboh 2 minggu yang lalu, jarang aku bisa istirahat cukup demi menyiapkan segal hal yang diperlukan untuk kepindahanku ini.

Capek memang, tapi menarik juga. Selama dua minggu ini, banyak sekali pengalaman yang aku dapet. Mulai dari hal tentang diriku sendiri, dan juga pengalaman menarik bertemu banyak orang baru. Masih banyak hal yang harus aku pelajari disini, mulai dari kebiasaan-kebiasaan orang di sini. Bagaimana harus bergaul dan berkomunikasi dengan orang dari berbagai bangsa. Juga aku masih harus belajar banyak peralatan komunikasi dan IT yang banyak di antaranya belum pernah aku lihat sebelumnya. This gonna be tough, but it will be a great experience for me :D

Aku jadi teringat perkataan temanku ketika aku bilang tentang rencana kepergianku ini. "Hah, gila lo? Ngapain lo kesana? Mungkin sih emang lo bakal dapet banyak hal, tapi tetep gua gak ngerti deh." Waktu itu aku hanya tersenyum menanggapinya. Aku sendiri kadang gak ngerti kenapa aku berani ambil keputusan ini. Tapi sebetulnya sih aku merasa sudah waktunya untuk pergi keluar Bandung dan mencari pengalaman baru. Kebetulan juga semua kejadian yang aku alami belakangan ini mengarahkan aku kesini. Ciehh, kesannya aku orang yang percaya akan tanda-tanda alam :D Ya mungkin juga, hehe.

Kesan pertama disini, menarik, karena merupakan pengalaman pertama bagiku travelling sejauh ini. Kota Banda Aceh juga sudah mulai normal kembali, jadi tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya bahwa aku bakal ngeliat banyak bangunan porak poranda dan sebagainya. Sebagian besar yang aku lihat sudah mulai normal kembali, masyarakat juga sudah menjalankan aktivitasnya secara normal. Tidak semuanya mungkin, tapi jauh lebih baik dari gambaranku. Belum tau bagaimana dengan Meulaboh nantinya, yang pasti sih katanya pantai di sana indah, tapi mengenai kotanya sendiri aku belum banyak dapat informasi.

Hmm, speechless. .. .. .. . . . . . . .. . . . . Masih cape kali ya, jadi ga banyak ide untuk ditulis. That's it for now. Ciao

Friday, May 20, 2005

Dejavu

"You ngerokok lagi?" itulah kata pertama yang meluncur dari mulut Raka ketika melihat Irene yang menunggunya di stasiun pagi hari itu.
"Lama bener sih! Kan bete nungguin kamu, mending ngerokok." sahut Irene enteng.
"Iya sori, abis keretanya tadi telat, biasalah. Tapi mbok daripada ngerokok, mending makan ato apalah? Smoke doesn't good for your health honey!" kata Raka lagi.
"Brisik ah, udah udah, masih untung aku mau ngejemput kamu disini. Bukannya seneng ketemu aku malah ngritik" sahut Irene sedikit merajuk.
"Aku hanya concern masalah kesehatanmu aja Ren, aku kan gak pengen liat nanti kamu masuk rumah sakit lagi gara-gara paru-parumu kambuh!" kata Raka sedikit tajam.
"Ya paling kan masuk rumah sakit lagi. Kamu juga belum ganti-ganti gawe. Kerjaan kamu tuh resiko kematiannya lebih tinggi daripada resiko merokok tau." jawab Irene.

Raka terhenyak, memang sedari dulu Irene selalu memintanya untuk pindah kerja. Pekerjaannya sekarang memang termasuk beresiko tinggi, tak jarang dirinya ditugaskan ke daerah-daerah terpencil untuk meneliti kemungkinan eksplorasi baru. Namanya pertambangan, ya memang resikonya dikirim ke daerah terpencil. Belum kalo pembukaan tambang baru, bukan pekerjaan yang mudah, salah sedikit nyawa taruhannya. Yang menjadi masalah, berganti pekerjaan bukanlah hal yang mudah, karena ini kan keahliannya satu-satunya. Lagipula dia memang mencintai pekerjaan ini.

"Udah gitu kamu kalo udah pergi, gak pernah ngirim kabar. Sebel. Aku kan pengen tau juga kabarmu say." sambung Irene lagi.
"Oh eh, ya sori deh, abis kan suka gak ada sinyal kalo udah di lokasi" jawab Raka.
"I know, hmmmhhh, ya udah resiko sih. I could understand kok, but do not comment about my smoking ok ?" kata Irene sambil tersenyum nakal.
"Hahaha, iya deh. OK OK, kita even. Dasar kamu emang paling pinter ngebela diri" kata Raka sembari tertawa.
"Jadi damai nih?" tanya Irene lagi.
"OK, gencatan senjata" jawab Raka sambil menggamit bahu Irene. Mereka pun beranjak pergi meninggalkan lobby stasiun.

Bagaimanapun Raka sering gak habis pikir. Mereka berdua yang boleh dibilang mempunyai dua dunia yang berbeda, tapi kok sejauh ini bisa mempertahankan relationship mereka.

"Eh..., kok kayak dejavu ya?" kata Raka tiba-tiba.
"Hah, ya iyalah. Perasaan tiap kita ketemu sehabis kamu pulang, selalu ini yang dibahas."
"O iya ya, hehehe. Iya bener juga"
"Dasar udah pikun" ejek Irene. Raka pun hanya tertawa mendengar itu.
.......
"Eh" kata Raka tiba-tiba.
"Ya?"
"Nggak, kalo aku pikir-pikir kok kita masih bisa bertahan ya?"
"Maksudnya ?"
"Our relationship, setelah sekian lama .."
"Dua tahun 7 bulan tepatnya" sambung Irene datar.
"Buset, hapal bener"
"Biasa aja tuh"
"Emang udah lama ya? ...
Dengan pergaulan dan gayamu yang seperti itu, pergaulan dan gayaku yang seperti ini, heran kita masih bertahan"
"Juga sifatmu yang seperti itu, dan sifatku yang seperti ini" timpal Irene.
"Hahaha, iya ya? Lalu apa donk. Cinta kali ya?"
"Hahahaha, cinta? Tau deh."
"Komunikasi?"
"Lu jarang kasi kabar. Coreettt!"
"Hmm, komitmen?"
"Komitmen? Ngggg, kayaknya bukan deh. Komitmen doank belum cukup."
"Apa donk kalo gitu?"
"Freedom" jawab Irene pendek.
"Hah? Freedom? Kok jadi inget film Braveheart ya?" canda Raka.
"Yap, freedom. Menurutku sih itu yang bikin aku betah ama kamu" jawab Irene sedikit serius. Tumben.
.....
"Mungkin benar juga ya? Aku merasa bebas kalo bersama kamu" timpal Raka.
"Ya, aku juga sih. And you know lah, aku suka kebebasan. That's something that I found in you .."
...
"Meski pertama suka bingung juga sih, kadang kamu tu berkesan terlalu cuek. Terlalu ngebebasin aku. Untung kamu orang yang mau belajar juga, at least sudah bisa dikit-dikit caring. Hehehe. For that I must thank you." lanjut Irene sambil menatap Raka.
"You're welcome. Aku seneng juga ketemu orang yang sepaham."
"Haha, pecinta kebebasan"
"Dan keterbukaan" timpal Raka.
"Ya, that's we are" sahut Irene mengakhiri pembicaraan singkat itu. Tak terasa mereka sudah berada di pelataran parkir. "OK, put your bag in the back. Kita makan dulu ya? Laper nih, belum sarapan" kata Irene lagi.
"Setuju, me too."

Disadur bebas sekali dari sekelumit perbincangan dengan sahabatku. Terilhami juga dari sepasang insan teman seperjalanan di bis, suatu malam menuju Depok

Friday, May 13, 2005

Suara - suara

" ... ,
baby if I told you a right word,
at the right time,
would you be mine ?,
... "

Aku sedang berjalan menikmati segarnya udara pagi, dan juga sinar mentari yang menyapa lembut, menembus di sela pepohonan sepanjang jalan menuju kantorku, jalan yang kulalui hampir setiap pagi, saat tiba - tiba sayup kudengar senandung Tracy Chapman, "Baby Can I Hold You" tersebut. Sontak kutoleh kanan kiri mencari sumber suara itu, tapi tiada apapun di kanan kiriku.

"Aneh, tak ada apapun" pikirku.
"Ah mungkin dari dalam salah satu rumah di jalan ini kali".

Akupun meneruskan langkahku. Sesampai di kantor, dimulailah ritual harianku seperti biasa. Absen, naik tangga ke lt 3 ( Kok gak pake lift? Nope, aku gak suka kalo pagi - pagi gini aku mesti naik lift dengan resiko stuck gara - gara lift mogok. No thanks ^^ ). Menyalakan komputerku, liat pesan di YM, sapa tau ada imel. Nyalain Winamp, cari lagu yang cocok tuk memulai hari.

"... ,
cs cs dug dug,
..."

"Loh? Apaan nih, kok kayaknya ada lagu?"
"Tapi kan aku belum nyalain winampku, dari mana nih?"

Kucek lagi Winampku. Mati. Penasaran, kucopot headphoneku dari jacknya. Kemudian aku diam, mendengarkan.

".. when I dream away, ..."

Kembali kudengar lirih alunan tembang, entah apapun judulnya itu, who cares? Aku mulai panik. Akupun keluar, kulihat di sepanjang gang, langsung mataku menatap seorang CS kami yang sedang menyapu lantai. Dia balas menatapku dengan pandangan bertanya, maklum tampangku mulai rada - rada panik.

"Kenapa Pak?" sapanya ramah.
"Oh eh, nggak, kok kayaknya ada suara orang nyetel radio ya?" kataku.
.. (senyap sejenak)
"Radio apa pak? Kok saya gak denger apa - apa?"
"Duh" Seberkas perasaan dingin menyapu di belakang leherku.
"Jangan - jangan ada yang gak beres nih dengan otakku?"

Sebelum dia bertanya lagi, aku langsung berkata "Oh, ah berarti cuman perasaan saya aja Pak, ya sudahlah". Bapak itu cuman manggut - manggut, entah apa yang ada di pikirannya. Aku langsung masuk ruanganku sebelum pembicaraan itu berlanjut.

"Sial, suara itu masih kudengar!"
"Oh Tuhan, jangan dong, masak aku mulai gila sih?" jeritku dalam hati. Sialnya lagi sore sebelumnya aku baru baca adanya sejenis penyakit baru, Lyme Disease namanya, yang salah satu tandanya adalah mulai mendengar suara - suara. "O my God, no!".

"Eh, tunggu dulu" Kok kayaknya asal suaranya dari kantongku ya? Cepat kutarik HP warna merah Liverpoolku. Dan ..., eh betul juga, ternyata radionya masih nyala, jadi sedari pulang dari kantor kemarin sampai pagi ini aku gak matiin.

"Shit, bodonya aku, udah panik ternyata radio. Eh, tapi lucu juga sih" akupun hanya tertawa kecil. Lega juga sih, at least aku masih normal.

"tut tuu tuu tuuu. Blip". Eh, shitttt, ada yang telpon, berhubung semaleman radionya nyala, abis deh sekarang. Yahhh, my poor celular.

Tuesday, May 10, 2005

F***IN VIRUS ... !!!

Belakangan aku merasa internet di kantor kok makin lambat, biasanya juga emang lambat seh ^^. Tapi kali ini kok agak-agak mencurigakan, insting informatika-ku pun berdering-dering.

Langsung aku keluarin jurus sakti berjudul IPTRAF di router untuk ngeliat trafik jaringan, and buseeetttt, kok transfer UDP nya banyak pisan. Langsung segenap sel otak ini berteriak "Bangsaatt, VIRUS neeh pasti, mongkieeeee !!!!!", segenap sumpah serapah pun langsung betebaran ke segala penjuru angin. "Kerjaan lagi neeh!!" batinku berteriak.

Berhubung dengan IPTRAF kita tidak bisa melihat trafik secara pelan - pelan (ato mungkin aku yang belum bisa, *uhuk), ratusan informasi yang berkelebatan di layar monitor itu pun terpaksa aku pelototin mentah - mentah. Setelah melotot sekian lama akhirnya dapet juga beberapa alamat IP tersangka sumber banjirnya trafik di jaringan ini. "Duuuh, tapi kok 3 alamat itu alamat server !!!" aku pun mengerang. "Perasaan server itu kan selalu aku update dan patch kok, aneh deh ..." , aku cuman bisa bergumam.

Ya sudah, akhirnya aku cek satu per satu server - server tersebut, dan hasilnya NIHIL, alias nol besar. Rupanya bukan sumber, hanya perantara aja, lega juga sih, repot juga kalo servernya yang kena.

Akhirnya aku jelajah satu per satu komputer kantor, setelah berapa belas komputer dan sekian jam, akhirnya ketemu salah satu sumbernya, hasilnya w32.NetSky, "What the hell iye teh..!!" aku memaki jawa campur sunda. 9876 file terinfeksi, "Ck ck, parah pisan .. " gumamku.

Merasa sudah memenangkan pertempuran, aku pun balik ke router untuk mengecek hasil pertempuran ini.

"Mongkieee !!!! Kok gak turun juga trafiknya, dasar kucinkkkk garooonnnnkk !!! " kembali sumpah serapah terlontar ke segala penjuru.

Sekilas dalam benak terbersit sekelebat bayangan setan merah ketawa - ketiwi, guntur dan pekikan perang pun membahana dari segenap sel otakku. Aku kemudian kembali berkutat menjelajah rimba jaringan di kantor ini.

Sekian komputer kutelan mentah - mentah. Dan akhirnya, beberapa tersangka pun tertangkap. Dengan senyum penuh kemenangan aku cek lagi trafik dari router, tapi ... "%#@*&&, kok masih ada" desahku. Meski sudah lumayan drop, tapi tetep masih ada paket-paket mencurigakan. Ya biar dululah pikirku, that's it for today.

Beginilah sekelumit aktivitas normal seorang admin jaringan. Virus, Worm adalah bagian dari aktivitas harian kami. Jujur aja sampai sekarang aku gak ngerti, apa sih alasan orang bikin virus, kayak gak ada kerjaan aja. Meski kadang aku pikir berkat virus juga ada peluang kerja bagi orang - orang seperti kami ini toh ^^.

Tapi dengan meningkatnya aktivitas virus belakangan ini aku jadi cemas juga. Masak dari Kompas Cyber Media aku baca selama bulan April kemaren, ratusan (kalo gak malah ribuan) varian baru setiap hari bermunculan, ck ck.

Kalo dalam perang mungkin ini saatnya gencatan senjata, please, tolong, hapunten, nuwun sewu, mbok yao, para pemrakarsa virus ini berhenti sejenak. Kita nikmatin ajalah bareng-bareng dunia cyber kita ini. Kan ini wonderful virtual world, keajaiban abad 21 ini.

Kecuali kalo anda bilang, "Ya ini cara gua nikmatinnya je, mau ape loh?". Duh, kalo gini sih ya kumaha atuh jang?

Tapi kan masih ada cara-cara lain yang non destruktif toh, maen game online kek, adu jago di forum2 programing, ato sekalian aja jadi hacker, tapi hacker yang produktif. Buka situs porno juga boleh, sapa yang melarang. Cari dating di internet. Apapun lah, tapi please not virus-ing. "Let's keep our cyber world beautiful lah" kata orang Jawa mah.


Tuesday morning di kantor,

teriakan pagi seorang IT Slaves.

Monday, May 09, 2005

My 1st Postt, At lasssttt ......... !!!

At last,
akhirnya impian untuk ngebikin blok sendiri terwujud dah ^^ Setelah sekian lama gak jadi - jadi gara - gara kesibukan dan internet yang lemot, fuuuh.

ID.ANTASENA, ya itu judul blog-ku. ID dari INDONESIA, yep, Indonesia, karena aku lahir dan besar di tanah ini, biar jelek tapi tanah air sendiri gitu loh.

ANTASENA dari Antasena, putra Bima dan Urang Ayu, yang sakti mandraguna, meski harus mati demi kemenangan Pandawa di perang Bharatayuda. Antasena adalah salah satu hero favoritku di sepanjang epik Mahabharata yang terkenal itu. Mmm, tapi kalo aku gak salah si Antasena ini cuman ada di Mahabharata versi Jawa, kalo di versi Bali gak ada, apalagi di versi India nya (sori kalo keliru, bukan ahli Mahabharata, hapunten nyak ^^).

Dikisahkan dalam lakon "Ontoseno takon Bopo" , Antasena ini menghadap Sang Hyang Wenang untuk menanyakan bagaimanakah perang Bharatayuda nantinya. Di sini Sang Hyang Wenang berkata jikalau Antasena ikut Bharatayuda pasti Pandawa akan menang, tapi seluruh Pandawa akan mati. Wuehh, mendengar ini Antasena kemudian memilih untuk tidak ikut berperang, dan dikisahkan disini Antasena kemudian muksa (?). Untuk sekilas gambaran mengenai Mahabharata dan wangsa Pandawa dapat diliat di situs Joglo Semar.

Weleh, pasti anda berpikir orang ini njawani banget sih ^^. Gak juga loh, jangan salah tangkep. Sebetulnya pertama mo ngambil judul "ARTEMIS". Mwahaha, gak nyambung banget yak. Artemis jadi Antasena. Soalnya Artemis udah ada yang make, jadi pikir - pikir, jadilah Antasena, ya itung - itung biar keliatan njawani, hehe.

Sebetulnya pengen ambil Artemis karena Artemis adalah nick name-ku dulu yang sangat terkenal di kampus, udah jadi living legend: "Ketemu Artemis pasti dijamin mati!!" gitu kata mereka, huehehehehe. Tenang - tenang aku bukan sejenis pembunuh berdarah dingin kok. Itu nick name waktu masih maen Counter Strike.

Dapet nick itu sebetulnya dari si kucing Artemis punya nya Sailor Venus itu tuh ^^. Lagian Artemis kedengeran lucu ^^. Dari sini aku kemudian tertarik untuk lebih mengenal sapa sih Artemis itu. Berhubung aku juga rada demen mitologi, maka aku sedikit banyak tahu kalo Artemis ini adalah salah satu dewi dalam mitologi Yunani.

Nah ternyata si Artemis ini adalah sodara kembar dari Apollo, anak dari Zeus dan Leto. Artemis adalah dewi kehidupan alam liar, kesuburan, dan kelahiran. Artemis sering digambarkan dengan lambang bulan Sabit di dahinya, sering disamakan juga dengan Selene (Dewi Bulan). Artemis menjaga kehidupan liar, dan juga kelanjutan reproduksinya. Artemis bersenjatakan busur dan panah.

Pokoknya bagi anda - anda yang suka maen game strategi Warcraft III 'The Frozen Thrones' pasti langsung inget tokoh Priestess of The Moon, dan para Archer Night Elves. Yap, betul, berhubung saya suka banget maen game ini dan Night Elf adalah ras utama saya saat bermain, jadi nama Artemis rasanya klop banget deh. ^^V Peace. Tuk info lebih lanjut mengenai Artemis bisa dibaca di www.pantheon.org.

Tapi akhirnya aku pilih nama ID.ANTASENA, biar lebih keliatan njawani gitu loh, dan lebih eksotis kalee. Hahahaha. So here it is, my 1st blog: ID.ANTASENA finally released ^^. I hope you'll enjoy my blog, you'll read my thought, my experience, etc. OK, love you all, and together hand in hand let's make our world a better place, at least let's make our life a life that worth to be lived with. Peace yoo ^^V.