Thursday, June 30, 2005

Hidup Adalah Mengenai Pilihan

Ini adalah salah satu hal yang selalu saya katakan kepada teman-teman saya. Mudah diucapkan, tapi sukar untuk diterapkan ^^ Trust me, hehe. Hingga saat ini sering saya mengalami yang dinamakan kebimbangan. Pada saat tertentu saya sering bimbang dengan apa yang telah saya lakukan dan pilih. Saat-saat ini merupakan salah satu titik dimana saya mengalami sedikit keraguan akan pilihan saya.

Ini dimulai beberapa hari yang lalu ketika saya sedikit mengalami keraguan akan pilihan saya untuk berangkat ke Aceh ini. Beberapa proses birokrasi yang menyebalkan yang harus saya jalani, saya memang tidak suka birokrasi dari dulu ^^, membuat saya sedikit ragu. Karena salah satunya saya berharap saya sedikit menemukan kebebasan di tempat ini. Tapi ternyata arghhh, f***in birocracy. Ketemu lagi deh. Haha.

Tapi sungguh kebetulan berturut-turut saya mendapatkan/menemukan beberapa hal yang menarik sehubungan dengan hal ini. Yang pertama adalah motto menarik dari kawan sepenerbangan saya ke Banda Aceh "Kenapa kita harus membuang waktu untuk hal yang kita tidak bisa campur tangan?" (Baca blog saya sebelum ini: "Flying with Twin Otter"). Sungguh menarik apa yang saya dapat ketika itu, ini memberikan saya pelajaran bahwa apa yang terjadi di sekitar kita, kita dapat memilih untuk merasa tenang dan bahagia.

Hal yang kedua adalah email dari seorang kawan saya, my ex office partner ^^ (hi there, how are you?). Dalam email nya dia memberikan cerita, mengenai 2 buah biji tumbuhan. Berikut ceritanya yg saya sadur secara bebas:

Biji pertama merasa dia harus mencoba untuk tumbuh menjadi besar. Dia kemudian mulai menanamkan ototnya ke dalam tanah kuat-kuat. Dia juga mulai menumbuhkan pohonnya ke atas, memunculkan dahan, ranting, dan daunnya. Setelah beberapa saat dia tumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat.

Biji kedua merasa takut dan bimbang. Dia merasa kuatir bila dia mencoba menanamkan akarnya, akarnya akan rusak karena membentur bebatuan, dan mungkin hewan-hewan tanah akan memakan akarnya. Demikian pula bila dia menjulurkan dahan dan daunnya, hewan-hewan akan memakan daunnya dan mematahkan sayapnya. Setelah beberapa saat ada seekor ayam mengais tanah tempat dia berada, menemukan dirinya, dan mematuknya untuk dimakan.


Dalam pandangan saya memang apa yang dikuatirkan oleh biji kedua tersebut mungkin terjadi. Apa yang dialami biji pertama adalah hal yang menggembirakan. Akan tetapi tetap ada kemungkinan biji pertama mengalami nasib yang tidak lebih baik juga. Misalnya ketika masih kecil dia dicabut beserta akar2 nya oleh seseorang? Tetapi saya juga tetap akan mencoba untuk bersikap seperti biji pertama tersebut. Karena menurut saya lebih baik mati dalam berusaha, daripada mati karena diam saja. ^^ Tentunya kita berharap yang terbaik, akan tetapi mengenai hal lainnya, kita serahkan saja pada yang diatas. Why worried?

Hal ketiga adalah blog seorang rekan saya (mewarnaihidup.blogspot.com) dengan judul Hidup adalah pilihan (kalo gak salah sih). Silakan dibuka dan dibaca sendiri (eh oops, gapapa kan kaka'?). Kebetulan sekali berkenaan dengan apa yang sedang saya pikirkan. Dalam beberapa saya setuju mengenai apa yang dipaparkan dalam blog tersebut ^^. Menarik, truly.

Hal keempat adalah email dari kakak saya (You really have perfect timing in sending your email ^^ Thank you, means a lot for me.). Email dari kakak saya tersebut adalah mengenai penuturan Steve Jobs (pendiri Apple, Pixar, and NeXT) berjudul "You've got to find what you love"). Artikel tersebut tidak akan saya tulis disini. Karena terlalu panjang dan saya rasa saya tidak berhak untuk mengutipnya. But hopefully you could find it here: http://news-service.stanford.edu/news/2005/june15/jobs-061505.html.

Steve Jobs menceritakan mengenai 3 hal: Connecting the Dots, Love and Loss, dan Death. Inti dari Connecting the Dots adalah setiap pengalaman dan pelajaran yang kita dapat pastilah akan berguna di kemudian hari, bahkan mungkin di saat ini kita belum melihat hubungannya. Inti dari Love and Loss adalah mencari apa yang kita kita cintai, dan kita tidak perlu kuatir bila kita menemui halangan. Inti dari Death adalah untuk menjalani hari demi hari bagaikan hari ini adalah hari terakhir bagi hidup kita. Dan dalam ceritanya Steve menekankan bagi kita untuk mengikuti intuisi dan kata hati kita. Karena hidup ini terlalu singkat untuk dilewatkan dengan berusaha menjadi orang lain.

Sangat menarik, cerita-cerita tersebut semakin menguatkan saya untuk meraih apa yang saya pingin raih disini. Kata hati saya yang mengatakan bahwa saya perlu mencari pengalaman baru di tempat baru lah yang membawa saya ke tempat ini. Saya berharap tentu saja untuk berakhir manis seperti biji pertama tersebut. Tapi dalam menjalaninya saya akan menikmatinya. Satu hal lagi, meminjam kata-kata Toshi dalam komik Shoot, "seberang tembok yang aku harus seberangi ada di sana". Dan saya yakin saya dapat menyeberanginya. God please keep me!

Another malam malam ngelantur, kesepian di rumah ...

Meulaboh, 29 Juni 2005, 21.52

For someone there that still wait for me, thanks for trusting and supporting ...

No comments: