Saturday, July 02, 2005

1st week in Meulaboh

Duh, rasanya kangen deh dengan buku-bukuku. Agak menyesal juga kemarin waktu kesini gak bisa bawa banyak buku. Mana malam mingguan jauh dari kampung halaman, di kota yang masih berusaha bangun dari kesakitannya. Ya, Meulaboh dahulunya kota yang besar, kata orang disini sih, aku belum pernah kesini sebelumnya. Semenjak bencana 26 Des 2004, kota ini sekarang memang sudah jauh lebih baik. Di sini kita sudah cukup mudah mencari barang-barang kebutuhan kita. Jalanan pun sudah ramai. Tetapi tetaplah belum bisa disamakan dengan Banda Aceh. Di Banda Aceh sudah banyak tempat makan yang bisa kita kunjungi. Lagipula di Banda Aceh kita sudah bisa lebih bebas berjalan-jalan tanpa perlu mengikuti banyak prosedur seperti di sini.

Sepertinya aku mulai merasa agak bosan juga disini. Karena praktis disini kami tidak bisa kemana-mana, lagipula karena masih dianggap daerah bencana kami juga tidak bisa berjalan-jalan seenaknya. Terpaksa deh aku lebih banyak di kantor atau di rumah, mencari kesibukan dengan laptopku, eh pinjeman dari kantor sih sebenernya ^^. Duh, sayang deh gak bawa banyak buku (lagi lagi dech ^^).

Tapi aku merasa bersyukur juga dengan kepergianku kemari. Banyak pengalaman baru yang aku dapat disini. Bertemu dan bergaul dengan orang-orang baru. Saat ini selain orang Meulaboh, di sini juga banyak expatriat (bule, kalo orang inggris bilang), banyak juga orang dari berbagai tempat di Indonesia. Kadang juga bahasa menjadi hambatan di sini. Sering ketika menemani bosku yang orang rusia ke lapangan, aku harus menjadi penterjemah. Kadang juga lucunya terjemahannya tidak sekali tapi dua kali. Pernah kejadian kami pergi ke lapangan, kami harus bicara dengan orang setempat yang empunya rumah. Eh rupanya beliau tidak lancar bahasa Indonesia. Alhasil setiap bosku bicara, aku terjemahkan ke bahasa Indonesia, kemudian oleh driver kami diterjemahkan lagi ke bahasa Aceh. Menarik, dan sedikit lucu. Mana kadang aku juga terjemahan bahasa Inggrisnya ngawur, hahaaha. Kalau mendengar sih lumayan lancar, giliran aku harus terjemahkan balik ke bahasa Inggris pasti gelagapan deh. Hehe.

Aku merasa bersyukur juga karena dengan begini aku mendapatkan suasana baru. Meskipun kalo dari sisi pekerjaan cukup melelahkan. Tidak berat, tapi karena kami masih di daerah berstatus emergency, jam kerjanya lumayan banyak. Kami harus standby di kantor dari jam 8 pagi s.d. jam 7 malam dari hari Senin s.d. Sabtu. Tapi kalo dipikir juga ketika di Bandung justru lebih melelahkan. Memang jam kerja waktu di Bandung hanya jam 8 sampai jam 5, tapi bila dihitung juga perjalanan wah, dari jam 6 pagi sampai jam 8 malam. Lebih capek deh.

Senangnya juga banyak peralatan baru yang aku temui disini. Bahkan ada alat-alat IT yang sebelumnya aku belum pernah lihat sama sekali ^^. Jadi kadang aku merasa gaptek juga disini, hehe. Di sini radio menjadi sarana komunikasi utama selain selular. Akupun jadi harus belajar komunikasi radio. Keren juga, karena tiap kami disini mempunyai callsign sendiri. Kayak di film-film hollywood deh. Bravo Foxtrot one to Bravo Charlie Three dst ..., keren, meski kadang sebel karena musti nginget callsign orang ^^.

Ada pengalaman menarik juga dengan salah seorang security di sini. Beliau cukup ramah, banyak bercerita. Dan aku rasa sangat terbuka. Seringkali sih kami di IT direcoki oleh beliau, bertanya gimana pake komputer, apa ini, apa itu. Yang menarik dari beliau menurutku beliau, meskipun sudah cukup berumur, tapi tidak segan untuk bertanya ke kami-kami ini yang jauh lebih muda dari beliau. Keterbukaannya untuk menyerap hal baru seperti anak kecil lah yang menarik. Kadang kita yang sudah merasa 'tua' sering merasa gengsi bila harus bertemu hal baru. Seperti diriku juga, baru kepala dua, tapi udah sering gengsi bila harus bertanya ini itu tentang teknologi baru. Ya, seperti jadi diingatkan juga bahwa kita senantiasa harus siap belajar dan mengakui keterbatasan kita. Keterbatasan adalah hal yang wajar bagi kita manusia, jadi kenapa malu ^^. Kata Steve Jobs juga: "stay hunger, stay foolish". Kurasa kata-katanya cocok untuk konteks ceritaku ini.

Begitulah kisahku hari ini, eh minggu ini. We'll see again lah.

Dari kantor yang mulai sepi,

Meulaboh, 2 Juli 2005

Terimakasih Tuhan, telah membawaku ke pengalaman baru dan menyapaku ... .

No comments: