Sunday, July 10, 2005

Memancing Dengan Umpan Kecil

Pelajaran akan hidup tidak ada hubungannya dengan gelar dan jabatan. Pagi ini aku terlibat perbincangan dengan salah seorang staff kami, seorang security. Mula-mula kami membicarakan akan kontrak beliau yang sedang diperbarui. Kontrak tersebut seluruhnya menggunakan bahasa Inggris. Yang kemarin beliau meminta saya menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Dalam perbincangan tersebut saya mengungkapkan keheranan saya dan atasan saya kenapa kontrak tersebut dalam bahasa Inggris seluruhnya, mengingat Bapak tersebut tidaklah bisa menggunakan Bahasa Inggris sama sekali. Kami pikir minimal kontrak tersebut harus dibuat rangkap dua, 1 bahasa Inggris, dan 1 dalam bahasa Indonesia.

Saya tanya ketika itu ketika menandatanganinya apa beliau mengerti apa yang tertera dalam kontrak tersebut. "Yang saya tahu sih cuman angkanya, hahaha" katanya seraya tertawa. Saya pun tertawa mendengar jawaban Bapak tersebut. Dari pembicaraan ini kami kemudian berbincang mengenai banyak hal. Mulai dari panasnya udara di Meulaboh ini, hingga ke banyak hal lain.

Salah satu hal yang menarik adalah ketika beliau berbicara mengenai pengalaman kerjanya. Ketika dulu bagaimana dia mulai dari bekerja dari bengkel dan kemudian bekerja di suatu perusahaan listrik. Beliau mengungkapkan sebetulnya bila dilihat dari pendapatan, ketika bekerja di perusahaan listrik ini justru pendapatannya lebih kecil daripada sebelumnya. Kenapa dia mau bekerja di perusahaan listrik tersebut, adalah karena beliau merasa perlu untuk menambah pengalaman dan keahliannya. Di samping itu beliau juga percaya bahwa karir adalah bersifat akar mengakar seperti mata rantai. Dengan bekerja di perusahaan listrik ini, disamping mendapatkan pengalaman baru, beliau juga berharap untuk memperluas pergaulannya. Kalau istilah kerennya menambah koneksi. Dan memang menurut beliau setelah beberapa lama bekerja di sana, beliau pun mulai mendapatkan kenalan dan pekerjaan-pekerjaan baru, seiring dengan itu pendapatannya pun bertambah.

Beliau juga menekankan akan pentingnya untuk mengatur penghasilan kita dan menabung semampu kita. Bagian mana yang harus kita gunakan untuk orang lain, seperti misalnya untuk keluarga kita. Bagian mana yang harus kita tabung, dan mana yang harus kita gunakan untuk keperluan kita. Beliau juga mengingatkan akan pentingnya memberikan sebagian penghasilan kita untuk keluarga, terutama orangtua kita. Bukan jumlahnya yang penting, tapi maknanyalah yang penting, ungkap beliau. Lebih bagus bila kita mungkin memberikannya dalam bentuk barang atau sesuatu yang kita tahu sedang dibutuhkan. Ini merupakan tanda perhatian terhadap keluarga, dan di lain pihak juga untuk menunjukkan bahwa kita telah benar dapat hidup mandiri.

Mengenai pekerjaan beliau juga menambahkan agar kita tidak takut menjalani pekerjaan kita, selama itu halal. Karena beliau yakin apapun yang kita lakukan akan membawa kita ke suatu tempat. Pengalaman yang telah kita alami suatu ketika akan memberikan manfaatnya yang besar tanpa kita sadari. Mulanya mungkin kecil dan kelihatan sepele, tapi siapa yang tahu kemudian hari. Beliau mengungkapkannya dengan kata-kata 'dengan umpan kecil mendapatkan hasil yang besar'. Mungkin ini sebenarnya pepatah dari bahasa Aceh, yang bila diterjemahkan mungkin tidak pas. Tapi maknanya kurang lebih dapat saya tangkap.

Orang bisa mendapatkan gelar dan jabatan yang tinggi, tapi dalam hal pelajaran hidup, setiap orang saya percaya memiliki pengalaman dan pelajarannya masing-masing. Masalahnya adalah bagaimana kita bisa belajar dari pengalaman dan pelajaran orang lain.

Sekali lagi : "stay hunger, stay foolish"

No comments: