"I know who I am, I am the daughter of Balto and Jenna"
"Yes, you are. That's explaining what you are but not who you are"
"..."
Bagi anda yang telah menonton film Balto II: A Wolf Quest mungkin ingat percakapan di atas. Yap, percakapan tersebut adalah antara Aleu (anak perempuan Balto) dan Muru (tikus putih, animal guide nya Aleu).
Hari kamis yang lalu ketika sedang bete-betenya gara-gara tidak jadi berangkat ke Banda Aceh hari Jumat, saya pulang cepat dan memutuskan untuk menonton film tersebut. Pertama-tama agak membosankan, akan tetapi ketika cerita mulai berjalan saya mulai merasa agak kaget melihat film ini yang menurut saya bukanlah film yang sederhana. Film ini mungkin kurang tepat untuk anak-anak, karena menurut saya ceritanya cukup berat, dan penuh dengan simbol-simbol dan mitos indian Amerika yang mungkin sedikit menakutkan bagi anak kecil.
Film ini mengetengahkan pertentangan antara Aleu dan Balto. Aleu yang merasa marah karena baru diberitahu oleh Balto bahwa ia sesungguhnya adalah campuran serigala dan anjing, kemudian memutuskan untuk lari. Kemudian dalam pelariannya dia mulai mempertanyakan keberadaan dirinya. Dan kemudian dia bertemu dengan Muru, animal guide nya (binatang penuntun, dalam mitos indian Amerika setiap individu memiliki binatang penuntun yang akan menuntunnya dalam liku perjalanan hidup). Dari pertemuan ini Aleu kemudian memulai perjalanan sesungguhnya untuk mencari arti dirinya. Balto yang cemas akan Aleu kemudian mengikutinya dan juga mengalami perjalanan pencarian jati diri ini bersama dengan anaknya.
Cerita yang sesungguhnya mungkin tidak terlalu rumit, akan tetapi membawa saya ke permenungan yang cukup menarik. Kembali mengingatkan saya bahwa ziarah perjalanan pencarian arti diri adalah suatu perjalanan yang menarik dan mungkin tidak akan pernah berhenti. Tidak hanya pencarian arti diri pribadi, tapi mungkin juga adalah sejarah panjang umat manusia dalam menemukan keberadaannya di dunia ini.
Mungkin pertanyaan 'siapakah saya' adalah pertanyaan yang paling sering ditanyakan selama perjalanan hidup kita. Bila kita dihadapkan pertanyaan 'siapakah anda?', maka mungkin kita dengan cepat akan menjawab saya x, pegawai pt y, anak dari a dan b, dst. Akan tetapi mungkin bila kita kemudian dijawab seperti jawaban Muru kepada Aleu seperti di atas mungkin kita akan bingung juga. "Yes that's explaining what you are, but not who you are". Jati diri kita yang sesungguhnya itulah yang perlu kita cari. Jati diri tidaklah bergantung anak siapa, jabatan apa, pegawai apa, akan tetapi lebih mendasar.
Dalam satu titik saya percaya bahwa setiap individu berhak dan wajib mencari jati diri dan mengejar tujuan hidupnya. Tapi dalam kehidupan dewasa ini banyak individu yang terjebak dalam rutinitas keseharian dan pekerjaan, dan melupakan bahwa mungkin pencarian diri adalah suatu hal yang perlu juga. Dengan menemukan diri, keberadaan, dan tujuan hidupnya saya yakin manusia akan menjalani hidup yang lebih berwarna daripada sekedar menjalani rutinitas hidup ini.
"To realize one's destiny is a person's only obligation." (From the back cover of this book).