Sunday, July 24, 2005

Hari Anak


"dam dum dam dum ... " kudengar suara marching band sedang berlatih dan pemanasan menjelang dimulainya children march dalam rangka hari anak ini.

Enam bulan setelah tsunami, dan kehidupan sudah mulai berjalan normal di kota Meulaboh ini, meski mungkin belum sepenuhnya. Minggu kemarin ini juga adalah minggu pertama dimulainya tahun pelajaran baru bagi anak sekolah. Pada hari minggu ini diadakan children march (arak-arakan anak) untuk menyambut hari anak.

Arak-arakan ini cukup ramai, dan mungkin adalah arak-arakan terbesar di Meulaboh setelah tsunami. Cukup ramai dan anak-anak yang mengikuti juga terlihat cukup antusias. Terlihat banyak anak memakai baju daerah, ataupun juga kostum tertentu seperti baju polisi, nelayan dan sebagainya. Suara marching band yang terus melantunkan lagu-lagu membuat suasana cukup meriah. Sayang kemeriahan ini sedikit 'ternoda' dengan mundurnya jadwal keberangkatan akibat menunggu seseorang untuk membuat pidato pembukaan, atau kata sambutan istilah kerennya (*sigh). Kata sambutan yang disambut dengan cuek oleh anak-anak (hehe, anak-anak gitu loh, mana ngerti sambutan yang birokratis seperti itu). Iring-iringan kemudian mulai bergerak, dan sepanjang jalan juga masyarakat cukup antusias menyaksikan. Banyak orang tua yang juga turut dalam barisan untuk mengawasi dan menjaga anak-anaknya.

Aku jadi teringat ketika kecil dahulu aku juga pernah ikut arak-arakan seperti ini. Ketika TK aku ingat aku sangat antusias untuk mengikuti acara seperti ini, sampai menangis merengek-rengek minta dibelikan kostum dan peralatan untuk mengikuti pawai. Namun sayangnya aku malah sakit, sehingga ketika tiba hari H aku tidak bisa ikut pawai tersebut (*damn). Ketika beranjak remaja, kegiatan pawai yang dulunya aku sukai malah berubah menjadi kegiatan yang aku benci. Pawainya sendiri mungkin menyenangkan, karena juga menjadi kesempatan kita bisa beramai-ramai bersama kawan-kawan menjadi pusat perhatian masyarakat. Tapi segala aturan dan formalitas yang terjadi membuatku membenci kegiatan tersebut. Dalam kegiatan perayaan 17 Agustus, ataupun dalam hari-hari besar negara kami yang lain, sering kami diharuskan untuk ikut upacara yang entah maknanya tidak pernah kami ketahui. Juga sering kami 'dipaksa' oleh bapak ibu guru kami untuk mengikut pawai dengan kostum yang ditentukan, yang mungkin tidak diketahui adalah bagi sebagian orang mencari kostum bukanlah kegiatan gampang dan murah. Belum lagi tak jarang kami tidak menyukai kostum yang kami pakai. Kemudian tak jarang kami juga 'dipaksa' untuk mendengar kata sambutan yang bertele-tele (arrrgggghhhh). Demikianlah kegiatan yang seharusnya menjadi kegiatan pesta rakyat dan kegiatan yang menyenangkan bagi kami malah berubah menjadi mimpi buruk.

Pada hari ini aku sedikit banyak menjadi kasihan kepada anak-anak yang diharuskan untuk menggunakan berbagai kostum (yang mungkin tidak mereka sukai). Belum lagi mereka yang terpaksa harus menunggu seorang 'bapak' demi mendengarkan pidato pembukaan, yang saya tidak yakin anak-anak itu mengerti. Menurut saya dunia anak semestinya adalah dunia yang menyenangkan, penuh kebebasan, tanpa perlu terikat segala macam formalitas dan tetek bengek. Formalitas yang mungkin perlu bagi orang dewasa (meski saya juga tidak yakin), tapi tidak bagi anak-anak. Bagi anak-anak yang terpenting adalah mereka dapat tertawa dan menikmati apa adanya.

Hidup anak-anak, fifa children, wherever you are ^^

(meski saya mengakui yang menulis ini adalah seorang yang sudah berumur kepala dua, sehingga mungkin yang saya tulis tentang anak-anak ini salah, mungkin seharusnya ini ditulis oleh seorang anak-anak betulan. Ah tapi kan saya juga sering dibilang kekanak-kanakan oleh teman-teman ^^ hehehe)


Untuk yang berulangtahun tanggal 24 Juli ini: Selamat ulang tahun, now I could see your point. Thank you for everything you had told me and shared with me ^^

1 comment:

mamamolilo said...

saya juga, walaupun sudah menjelang kepala 3, tapi masih kekanak-kanakan *ga mau kalah*

huahahahah...